Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi by Sakura

Chapter Bab 103



3

Bab 103 Memenggal Kepalamu 

+15 BONUS 

Ketika Kayla mengulurkan tangannya, Theo sudah tahu apa yang ingin dia lakukan, tetapi Theo tidak bergerak dan membiarkan Kayla mengambil ponselnya. 

Kayla melihat layar ponsel dan masih dalam keadaan terkunci. Notifikasi WhatsApp dan panggilan tak terjawab pun masih ada. 

Theo tidak membuka ponselnya

Jadi, kenapa Theo menatap layar ponselnya

Kayla menggunakan ponselnya untuk menunjuk Theo sambil bertanya dengan kesal, “Kenapa kamu berada di sini?” 

“Kamu yang tidur di kasurku. Kalau aku nggak di sini, aku harus ke mana? Apa kamu kecewa kita nggak tidur bersama?” Sepertinya Theo tidak tidur semalaman, nya terlihat sangat merah. Mantelnya diletakkan di samping, dia hanya mengenakan kemeja tipis dan celana panjang. Bahkan beberapa kancing di kerahnya pun terbuka, Kayla hampir tidak pernah melihat dia seberantakan ini. 

Kayla menatapnya dengan tidak percaya. “Bagaimana bisa kamu mengucapkan kata–kata nggak tahu malu seperti ini dengan wajah yang begitu polos?” 

Apakah ini yang ditanyakan Kayla? 

Kayla bertanya mengapa dia tidak tidur di kamar lain dan memilih untuk duduk di sofa semalaman. Tengah malam tadi, dia mungkin saja menatap Kayla sambil melakukan sesuatu. 

Ketika dibayangkan, adegan ini sangat menjijikkan. 

Theo mengabaikannya dan bertanya, “Ada apa dengan latar layar ponselmu?” 

Kayla tertegun. 

Latar layarnya adalah karakter kartun yang digambar secara manual, tetapi bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah karakter itu terlihat seperti Theo, tetapi tidak berkepala, bahkan terdapat sebuah 

tulisan di bagian kosong “Penggal kepalamu“. 

Theo lanjut bertanya, “Kamu ingin memenggal kepalaku?” 

“Apa kurang jelas? Apa kamu nggak tahu betapa menyebalkan dirimu?” 

Dia mengklik WhatsApp, lalu melihat Dylan mengirimnya sebuah alamat dan pesan. “Coba lihat sudah cukup belum? Kalau belum, aku akan memikirkan cara lain.” 

Kayla mengambil ponselnya dan pergi ke ruang ganti. 

Kayla sudah pindah dari sini selama beberapa bulan. Theo juga pernah bilang bahwa dia akan 

+15 BONUS 

menyuruh pembantu membuang semua barang–barang Kayla. Jadi, awalnya Kayla tidak berharap bisa menemukan pakalan ganti. Hanya saja, pakalan di tubuhnya sangat kusut dan dipenuhi dengan bau alkohol, jadi dia membuka lemari untuk mencari kaos. 

Tak disangka, semua pakaiannya masih tergantung rapi seperti semula. Sesuai kebiasaannya, dari pendek hingga panjang, bahkan aksesori yang serasi pun masih diletakkan di sebuah kantong dan 

tergantung di dalam. 

Bukannya Theo mau membuang semua ini? 

Namun, pertanyaan seperti ini akan membuat suasana menjadi sangat canggung. Kayla hanya memikirkan hal ini secara diam–diam dan tidak bertanya

Dia membawa pakaiannya ke kamar mandi, lalu melihat pembersih wajah, odol, sikat gigi dan cangkir. semua barangnya masih ada. 1 

Setelah mandi dan mengganti pakaian, Kayla hendak pergi. 

Dia sudah menduga Theo akan menghentikannya dan bahkan sudah memikirkan cara untuk menanggapi Theo. Namun, melihatnya keluar, Theo hanya berkata dengan pelan, “Bawa pergi sepraimu yang kotor itu.” 

Kayla mendengus dingin. Kelak dia tidak akan menyebut Raline wanita jalang lagi, dia seharusnyal bersyukur karena Raline bersedia menerima monster seperti Theo ini! 

Dia menggertakkan giginya, lalu menarik seprai dan selimut yang berharga itu dengan marah. Dia bahkan tidak lupa mengambil bantalnya sebelum menyeret semua benda–benda itu pergi. 

Setelah membuang benda–benda itu ke tong sampah. Kayla pun berkeringat deras. 

Dia naik taksi pergi ke alamat yang dikatakan Dylan, yaitu sebuah toko kelontong. Setelah menjelaskan maksud kedatangannya, penjaga toko pun memberinya sebuah diska lepas. 

Sesampai di rumah, dia mencolok diska lepas itu dan di dalamnya ada lima video. 

Meskipun dia tahu Viola bukan orang baik, dia tidak menyangka Viola akan menjebak orang lain demi memenangkan kerja sama. 

Viola bukan hanya sekali melakukan hal seperti ini, dia bahkan menjiplak karya orang lain dan menggunakan berbagai cara kotor untuk membungkam orang tersebut. Sepertinya memanfaatkan kekuasaan untuk menindas orang lain adalah prinsip dasar hidupnya. 

Kayla mentransfer sejumlah uang kepada Dylan. Langkah selanjutnya adalah menunggu kesempatan yang tepat. 

Sebenarnya dia bisa langsung mengirimkan video–video ini kepada wartawan, lalu menghabiskan sedikit uang untuk meningkatkan popularitas berita ini. Namun, kalau dia berbuat seperti itu, identitasnya sebagai pelaku akan segera terungkap dan berita tidak akan bertahan lama. 

+15 BONUS 

Bagaimanapun, Viola bukan figur publik dan jarang diperhatikan oleh warganet. Terlebih lagi, dia dilindungi oleh Perusahaan Montana. 

Namun, sebelum dia menemukan kesempatan, Viola sudah terkena masalah. 

Dia bertengkar dengan seorang selebgram yang memiliki ratusan ribu penggemar demi memperebutkan tempat duduk di sebuah restoran. Karena tidak ada yang bersedia mengalah, keduanya pun mulai 

berkelahi. 

Viola ditemani oleh beberapa pria galak, semuanya tidak tampak seperti pria baik–baik. Selebgram itu dipukuli hingga hidung prostesisnya lepas, dia merintih kesakitan dengan wajah berlumuran darah. 

Seseorang yang berada di restoran merekam perseteruan mereka dan menyebarkan rekaman itu ke media sosial. Video itu langsung populer. Karena selebgram itu dibela oleh penggemarnya, masalah ini menjadi makin besar. Dalam sekejap, wajah Viola yang dijadikan emotikon pun beredar di media sosial 

Kayla mengirimkan pesan kepada Dylan dan menyuruhnya memilih waktu yang tepat untuk menyebarkan video yang dia peroleh. 

Inilah keahlian Dylan. Dia pandai memilih waktu yang tepat untuk memancing amarah publik. 

Sebelumnya Viola masih bisa menurunkan pencarian utama, menyewa orang untuk menghapus berita dan muncul sesekali untuk memohon belas kasihan. Namun, setelah Dylan menyebarkan video–video itu, dia tidak bisa mengontrol opini publik lagi. Jangankan muncul untuk memohon belas kasihan, bahkan tempat tinggal dan nomor ponselnya pun disebarkan oleh warganet. 

Melihat informasi pribadi yang tersebar di media sosial, Kayla teringat akan masa lalunya. Saat itu, dia juga dihujat habis–habisan dan tidak punya tempat tinggal. Dia hanya bisa bersembunyi di sudut taman yang gelap. Meskipun dia sudah menutup wajahnya, dia tetap takut dikenali. 

Selain hujatan yang tak terkendali, ada orang yang mulai menyebarkan rumor palsu dan dia pun dikejar 

oleh rentenir. 

Setelah dipikir–pikir, dia lebih malang daripada anjing jalanan! 

Namun, Viola yang melakukan semua ini malah hidup tenang. 

Ketika Kayla masih termenung, dia disadarkan oleh nada dering ponselnya. Dia melihat ponselnya yang berada di atas meja dan ternyata Viola meneleponnya. 

Dia tidak menjawab, jadi Viola terus meneleponnya. Ponselnya terus berdering, seolah–olah sudah tersambung. 

Kayla yang kesal pun hendak mematikan ponselnya. Namun, ketika dia mengambil ponselnya, Viola mengiriminya sebuah pesan. “Kayla, kalau kamu nggak angkat, aku akan pergi mencarimu. Memeriksa alamat seseorang adalah hal yang mudah bagiku.” 

Hanya dengan membaca kata–kata ini, Kayla dapat merasakan betapa marahnya Viola saat ini! 

+15 BONUS 

Namun, wanita ini memang tidak tahu diri, sudah terpuruk seperti ini masih saja bersikap sombong. 

Kayla tersenyum sinis. Kalau begitu…. 

“Aku tidak akan jawab!‘ 

Dia mematikan ponselnya. Setelah selesai mandi, dia hendak tidur. Namun, ketika dia baru berbaring di kasur, terdengar suara ketukan pintu….


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.