Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chatper 398



Bab 398
Selena bergegas pergi dengan penuh keraguan. Namun, tiba–tiba Sean menutup mulutnya dan menariknya ke samping dengan
cepat.
Tercium wangi samar–samar dari tubuhnya. Selena tidak terlalu terkejut, dia hanya penasaran apa yang ingin dilakukan oleh
pria itu.
Sean menatap Selena, memberi isyarat kepada wanita di dekapannya itu untuk melihat ke bawah.
Di bawah?
Mereka berada di teras lantai dua. Entah sejak kapan, ada dua orang yang berdiri di halaman lantai satu.
Meskipun ada seseorang yang membawanya, Selena bisa langsung mengenali orang tersebut.
Bukankah itu Harvey Irwin?
Dia menangkap seorang wanita berbadan ramping yang mengenakan gaun putih.
Itu adalah Lanny, orang yang baru saja ditemuinya.
Tujuannya adalah untuk menangkap semua Poison Bug sekaligus, apakah dia sudah tahu bahwa orang
itu adalah Lanny?
Menyadari kemungkinan ini, Selena merasa sekujur tubuhnya merinding.

Namun, dia langsung menggelengkan kepala lagi, yakin bahwa Harvey pada akhirnya hanya mencintainya. Pria itu pasti tidak
akan membohongi dirinya dalam situasi seperti ini.
Ini pasti hanya kebetulan, mungkin dia juga baru saja menemukan sesuatu.
Wajah Selena seketika mengeras.
“Lepaskan!” Suara Lanny terdengar sangat dingin.
“Lanny, aku tahu itu kamu.” Harvey berkata dengan nada tajam.
“Kamu nggak perlu menyangkalnya. Kalau nggak peduli denganku, kamu nggak akan nekat menghadapi bahaya untuk
mencegah Leo membunuhku. Aku sudah melakukan tes genetik ulang untuk Kezia
Ferdiansyah.”
Lanny berdiri membelakanginya, wajah di balik topeng itu tidak diketahui ekspresinya saat ini.
“Kenapa kamu melakukan hal ini? Anggap saja adikmu sudah mati sejak lama.”
Kalimat ini jelas merupakan sebuah pengakuan.
Di lantai atas, Selena sudah berkeringat dingin di sekujur tubuhnya.
+15 BONUS
Ternyata Harvey sudah tahu kebenarannya, bahkan lebih awal daripada dirinya.
Orang yang menggali kuburan Kezia bukan orang lain, tetapi Harvey!

Lucunya, pria itu bahkan terus menipunya, bahkan berusaha meyakinkannya untuk menghentikan penyelidikan kebenaran.
Karena kebenaran akan membuatnya tidak bisa memilih.
Sekarang Selena baru paham mengapa pria itu sering memasak sup untuknya, mengapa pria itu mengatakan bahwa mereka
akan memiliki anak lagi, dan mengapa pria itu belakangan ini sangat
memanjakannya.
Ternyata semua ini sudah terbukti. Harvey sudah tahu bahwa dua tahun yang lalu, dia salah paham kepada keluarga Bennett.
Karena merasa bersalah, dia berusaha keras untuk menyenangkan mereka.
Bahkan untuk melindungi adik perempuannya, pria itu memilih untuk memperdayanya sekali lagi.
Kali terakhir dia merasa sedih seperti ini adalah saat mengetahui bahwa anaknya telah tiada, di hari dia mengajukan perceraian.
Saat itu adalah musim dingin. Angin dingin yang bertiup menyerangnya dari segala penjuru, membuat setiap tulang di dalam
tubuhnya terasa seperti ditusuk–tusuk oleh jarum es.
Sekujur tubuhnya terasa sakit sampai hampir tidak bisa bernapas.
Sekarang, dia mengalami perasaan itu lagi, masih dari orang yang sama.
Air mata jatuh satu per satu dari pipinya.
Pengkhianatan sebelumnya telah menusuk hatinya. Tetapi kali ini, Harvey menusuknya dari belakang dengan sangat kejam,
menghancurkan seluruh kepercayaannya pada pria itu.
Selena menahan emosinya dengan kuat, tidak membiarkan dirinya mengeluarkan suara sedikit pun.
Saat ini, Harvey seharusnya merasa senang, bukan? Tidak ada orang yang lebih tahu darinya, betapa dalam cinta pria itu
terhadap adik perempuannya.
“Lanny, cepat beri tahu aku mengapa kamu berubah seperti ini? Mengapa kamu nggak kembali ke keluarga Irwin lebih awal
kalau ternyata kamu nggak meninggal? Kamu tahu berapa banyak tempat yang aku telusuri untuk mencarimu?”

Dia menarik tangan Lanny dengan keras hingga tubuh wanita itu berbalik ke arahnya. “Cepat beri tahu aku, di mana kamu
selama ini dan apa yang sudah kamu lakukan?”
Meskipun menemukan adik perempuannya, Harvey tidak peduli dengan alasan mengapa Lanny bersikap seperti itu pada
Selena.
Dia masih bisa memaklumi dan memberikan alasan untuk tindakan Agatha. Tetapi untuk perilaku Lanny,
dia sama sekali tidak bisa menoleransinya.
Dulu, dia pikir, dirinya adalah cinta sejati Harvey, tetapi sekarang semuanya terlihat seperti sebuah
lelucon belaka.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.