Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chatper 384



Bab 384
Di keluarga Wilson.
Calvin Wilson sudah menerima banyak pukulan, bahkan putrinya sekarang terjerat masalah, Dia terlihat sangat sedih dan
kelelahan.
Harvey merasa iba saat melihat Calvin seperti ini. “Paman Calvin, jangan terlalu khawatir. Agatha pasti masih hidup. Kalau
nggak, mereka nggak perlu repot–repot menculik dia dengan terang–terangan begini.”
Calvin menghela napas. “Meskipun masih hidup, dia hanya punya setengah nyawa.”
Sang kakek pun menggebrak meja. “Slapa yang begitu berani menyerang cucuku di jalanan!” teriaknya
murka.
Harus diketahui, Agatha adalah cucu yang paling dia sayangi sejak kecil. Jika ada yang menyentuh kesayangannya, dia siap
untuk bertarung dengan siapa pun!
“Bukti saat ini mengarah pada Poison Bug.”
Wajah kakek itu berubah pucat. “Mustahil! Nggak mungkin Poison Bug yang melakukannya!”
Harvey merasa, sang kakek terlalu emosional. Ketika dia menoleh ke arah kakek itu, seberkas sinar dalam kegelapan terpancar
dari matanya yang hitam. “Kenapa nggak mungkin Poison Bug yang
melakukannya?” tanya Harvey penasaran.

Kakek itu buru–buru meredakan emosinya. “Bukannya kalian selalu menindak tegas keberadaan Poison Bug? Gimana ceritanya
mereka berani melakukan kejahatan sejelas ini? Terlebih lagi, cucuku nggak punya masalah dengan mereka. Kenapa mereka
tega melakukan ini?”
Harvey mengerutkan keningnya. “Dalam beberapa tahun terakhir, Poison Bug makin menjadi–jadi. Daripada mendefinisikan
mereka sebagai organisasi medis, sepertinya lebih tepat menyebut mereka sebagai teroris. Aku sudah minta orang untuk
memperbaiki kamera CCTV yang diretas. Berdasarkan penampilan pria di tempat kejadian juga, dapat dipastikan bahwa dia
adalah anggota Poison Bug.”
Kakek itu tampaknya masih ingin membantah, tetapi Harvey langsung menunjukkan bukti seraya berkata, “Pria ini yang
membawa pergi Agatha.”
“Gimana kamu bisa yakin kalau orang ini anggota Poison Bug, sementara penampilannya begitu tertutup
rapat?”
Harvey memperbesar fotonya, lalu terlihat jelas tato burung elang setengah tersembunyi di pergelangan tangan pria itu.
“Nama aslinya Wilson, salah satu anggota Poison Bug. Ciri khasnya yang paling mencolok adalah tato ini. Dia juga salah satu
orang yang terlibat dalam penculikan.”
Calvin melempar cangkir tehnya dengan marah. “Serangga jalanan ini! Benar–benar kurang ajar!”
Harvey berusaha menenangkannya, tetapi matanya terus melirik ke arah Antono,
Bukannya marah usai melihat bukti, Antono malah tidak percaya.
Reaksinya sangat tidak wajar.

Calvin menggenggam tangan Harvey. “Pagi tadi, aku sudah hubungi orang–orang Poison Bug dan menyepakati waktu
pertemuan, Harvey, tolong manfaatkan kesempatan ini buat tangkap mereka semua! * titahnya.
“Paman Calvin, untuk apa kamu menghubungi Polson Bug?”
“Maisha menerima pemberitahuan kondisi kritis dari rumah sakit. Aku tahu, selama ini Poison Bug terus melakukan penelitian
tentang leukemia. Aku merasa nggak punya jalan lain, jadi aku ingin bertransaksi dengan mereka. Tapi aku nggak menyangka
kalau Agatha akan terlibat dalam insiden ini!” sesal Calvin.
Harvey berpikir sejenak sebelum berbicara, “Paman Calvin, tenanglah. Kalau benar Polson Bug yang melakukannya, Agatha
sekarang pasti berada di tangan mereka. Kalau kita tangkap mereka semua sekarang, itu sama saja dengan menjebak Agatha
dalam perangkap.”
“Jadi, apa maksudmu?”
“Karena Poison Bug sudah setuju bertemu denganmu, lebih baik ikuti saja rencananya dan lihat apa yang sebenarnya mereka
rencanakan. Jangan sampal mereka curiga.”
Calvin meredam kemarahannya atas saran Harvey. Dia menyadari, kemarahan hanya akan merugikan putrinya dan Maisha saat
ini.
“Harvey, gimana pendapatmu?”
“Biar kutemani kamu saat menemuinya,” ujar Harvey, tenang.
“Jangan! Terlalu berbahaya!”
“Justru karena berbahaya, makanya aku harus pergi. Selama ini, pengetahuan kita tentang Poison Bug terbatas dan ini adalah
kesempatan bagus buat memahami mereka lebih Jadh.”
Calvin masih merasa ini terlalu berisiko, bahkan setelah memikirkannya. “Nggak bisa, terlalu berbahaya.” tolaknya halus.
“Paman Calvin, aku juga masih punya alasan pribadi.”
Ini adalah satu–satunya kesempatan dia bertemu Lanny Irwin.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.