Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chatper 383



Bab 383
Sekarang, giliran Selena yang diliputi tanya. ‘Ada apa dengan anak Ini?‘ batinnya,
saat
Sepertinya, mereka pertama kali bertela masih belum bisa berjalan. Saat itu, dia sudah menarik -narik baju Selena dan
memanggilnya “Ibu“.
“Dia betul–betul nggak pernah panggil orang lain begitu juga?”
“Nggak pernah. Saya dan Tuan Muda Harvest tinggal bersama dan dia nggak pernah manggil siapa pun” Ibu” selain bergumam
sendiri. Jangan remehkan dia. Meski dia masih kecil, sifatnya persis seperti Tuan Harvey. Sejak dia bisa berjalan, dia jarang
mau digendong. Jadi, saya merasa aneh saat dia bisa begitu manja dengan Nona Selena, bahkan memanggil Anda sebagai
“Ibu“.”
Kalimat itu membuat Selena merasa canggung. Dia hanya bisa mencari–cari alasan, “Mungkin karena aku selalu bersamanya di
pulau terakhir kall, makanya dia jadi bergantung padaku.
“Ya, mungkin begitu. Omong–omong, Nona Selena berani banget malam itu. Para penjahat itu membawa senjata, tapi Anda
tetap mengejar mereka. Kalau bukan karena Anda, Tuan Muda Harvest pasti nggak
akan kembali.”
Selena tersenyum kikuk, kemudian menunduk dan melirik Harvest sekilas.
Saat Selena mengobrol dengan Jena, Harvest duduk patuh di pangkuannya dan bermain dengan hiasan di bajunya. Kilau air liur
menjuntai dari sudut bibirnya, membuatnya tampak polos dan ceria.
Jena lekas mengganti popok Shearly dan menyiapkan susu formula. Shearly duduk dengan manis di sofa sambil meminum
susunya, tetapi matanya terus mengamati Selena.
Hal itu membuat Selena merasa tidak nyaman. Wajahnya yang merupakan versi mini dari Agatha Wilson, membuat Selena
merasa Agatha tengah menatapnya.

Jena mendekati Harvest. “Tuan Muda Harvest sudah nggak pake popok lagi, saya akan membawanya
ke toilet.”
Harvest memiringkan kepala kecilnya dan langsung bersandar di pelukan Selena. Ucapannya jauh lebih jelas dari sebelumnya,
“Ibu, peluk.”
“Biar aku saja yang bawa,” kata Selena sambil menggendong Harvest dan pergi ke kamar mandi.
Mungkin karena sebelumnya Selena tiba–tiba meninggalkan Harvest, hal itu meninggalkan bekas luka.
psikologis padanya.
Saat ini, ketakutan terbesarnya adalah ditinggalkan lagi oleh Selena. Karena itu, dia enggan berpisah
dengan Selena sedetik pun.
Hati Selena yang tadinya kacau balau menjadi jauh lebih tenang dengan kedatangan Harvest.

Wajah anak itu sama sekali tidak menunjukkan tanda–tanda kemiripan dengan Agatha dan Selena merasakan kedekatan yang
aneh dengannya.
Tampaknya, Harvest sangat menyukainya. Bahkan, jika Selena tidak memeluknya, dia akan tetap

membuntuti Selena bagai ekor kecil.
Benita selesai memasak dan menyuruh Jena untuk mengurus Shearly, Shearly duduk di kursi bayi,
sedangkan Harvest tetap berdekatan dengan Selena.
*Tuan Muda Harvest sayang banget sama Nyonya Selena. Kalau nggak tahu, pasti mengira dia adalah
putra kandung Nyonya.”
Benita, yang begitu blak–blakan, baru sadar jika ucapannya tidak pantas. Dia segera bicara dengan
terbata–bata, “Nyonya, saya ...”
“Aku tahu kamu nggak bermaksud buruk, nggak masalah.”
Jena juga ikut meredakan suasana, “Tuan Muda Harvest, aku akan menyuapi kamu setelah menyuapkan makanan buat Nona
Shearly. Tunggu dengan baik, ya.”
Harvest membuka mulut kecilnya bak anak burung yang menanti makan. “Ibu, suapi aku,” pintanya.
Selena tak kuasa untuk menahan senyumnya. Lantas, dia berkata, “Ya sudah, ya sudah. Tante suapi kamu, deh.”
Bocah kecil itu dengan serius mengoreksi. “Ibu.”
“Tante.”
“Ibu.”

Masalah itu sudah mereka perdebatkan berkali–kali dan Selena selalu kalah darinya. Akhirnya, dia pun
tidak mau lagi berdebat dengan seorang anak kecil.
Ketika berada di pulau, makanan utamanya masih susu formula. Saat ini, susu formula sudah menjadi makanan pendamping
dan dia harus makan makanan utama.
Benita sangat menyayangi anak–anak itu, sehingga dia membuat banyak makanan pendamping untuk
keduanya.
“Dia suka makan apa?” Selena tetap bertanya.
Jena memberikan penjelasan panjang lebar, sementara Selena tetap diam. Benita akhirnya
berkomentar, “Selera Tuan Muda Harvest ini begitu mirip dengan Nyonya, bahkan makanan yang nggak dia suka pun juga
mirip.”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.