Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter Bab 575



Bab 575
Harvey Irwin berjalan keluar dengan cepat.dan dengan sengaja menurunkan
suaranya saat menjawab
telepon “Halo.”
*Tuan Harvey, apakah istri Anda sudah bangun? Bagaimana keadaannya?”
tanya Hansen dengan tergesa
-gesa.
Selena tidur selama tiga hari sejak dia disuntik obat, seharusnya dia sudah
bangun hari ini.
Harvey menceritakan secara umum keadaan Selena, membuat Yang Hanlega
lega.
Baguslah kalau begitu, aku khawatir...
Beberapa hari ini Hansen merasa tegang, dia teringat saat Selena demam tinggi
setahun yang lalu, sel leukosit dan eritrositnya sangat rendah.
Biasanya kondisi tersebut harus menjalani kemoterapi, tetapi setelah
mendapatkan pemeriksaan kesehatan, kondisi tubuh Selena tidak menunjukkan
masalah yang serius. Jadi, Hansen tidak banyak
bicara.
Obat ini benar-benar mujarab, tetapi tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil,
orang tua, anak-anak, serta
penderita tumor.
Hansen masih teringat wajah pucat Selena setahun yang lalu.
Apa yang kamu takutkan?
Dia merasa kalau kaka iparnya memiliki kondisi tubuh yang kurang baik, jadi dia
khawatir kalau efek samping obat itu akan memengaruhi tubuhnya, tapi
untungnya dia baik-baik saja.
Setelah berpikir sejenak, Hansen menambahkan, “Untuk saat ini, perhatikan
kondisi istrimu dengan baik. Kalau ada yang nggak beres cepat hubungi aku.”
“Oke, terima kasih.”
Selena melihat nama yang tertera di layar telepon, Hansen.
Jelas itu adalah nama seorang pria, mengapa dia harus menjauh untuk
mengangkat telepon.
Saat Selena memerhatikan sekeliling vila, jelas kalau Harvey adalah orang yang
berkecukupan secara ekonomi.
Mungkin Hansen adalah orang penting atau semacamnya. Jadi, bisa dimengerti
kalau dia klien penting yang perlu dihubungi.
Saat ini. Selena tidak mengetahui identitas Harvey.
Meski Selena merasa ragu dengan pria itu, tapi masa depannya masih panjang,
jadi dia akan
menemukan jawabannya secara perlahan.
Selena tidak banyak berpikir dan memilih turun ke lantai bawah untuk
mengelilingi rumah, di
menemukan kalau rumah ini begitu besar dengan dekorasi yang megah, setiap
ornamen di dalamnya
sengat menarik dan sesuai dengan ciri khasnya.
Benita yang ada di sampingnya sedang mencuci piring, sambil mengunyah
sebatang mentimun, dia
berkata. “Tentu saja, semua ini pilihan nyonya, bahkan sandal jepit di dalam
rumah pun nyonya pilih
dengan hati-hati. Jadi, meskipun Nyonya kehilangan ingatan, tetap akan merasa
familiar.”
Mendengar itu Selena mulai berpikir, apakah hubunganku dengan wanita ini
baik?
Benita menggigit mentimun lagi, mulutnya mengeluarkan bunyi, kriuk—kriuk.
“Nyonya dan tuan Harvey terlihat saling mencintai satu sama lain sejak awal
menikah, tetapi saya berada di rumah lain. Jadi, saya hanya mendengar kalau
nyonya belajar masak khusus untuk tuan Harvey dengan menu berbeda setiap
hari. Tuan juga suka memasak untuk nyonya saat dia punya waktu luang,
nyonya sangat suka sup ayam
hitam buatan Tuan Harvey.”
Visit Novelxo.org to read full content.
Ketika Benita bercerita, wajahnya
: «

penuh dengan kebahagiaan. “Saat
nenek masih hidup, tepatnya saat
musim gugur, nenek menyuruh
nyonya datang. Di halaman belakang
rumah ada pohon ginkgo yang besar
dan tinggi. Nyonya berayun di
atasnya, lalu nenek menjaganya dari
bawah, Tuan harvey bergelut di dapur
dan memasak sup ayam hitam.

» . »
Hari—hari itu sangat menyenangkan.
The content is on Novelxo.org!
Read the latest chapter there!
Dari ceritanya, Selena dan Harvey adalah pasangan yang cocok bak takdir yang
ditentukan.
Visit Novelxo.org to read full content.
Pandangannya jatuh pada rangkaian
mawar merah muda yang cantik di
atas meja, matanya berbinar melihat
rangkaian bunga di depan matanya,
wanita itu menghela nafas berat saat
melihat tangkai bunga The content is
on Novelxo.org! Read the latest
chapter there!
yang layu.
Tak lama kemudian, Selena memetik mawar layu itu dan tanpa sengaja ujung
jarinya mengenai duri
hingga membuatnya tersadar.
Dia menunduk dan melihat darah yang mengalir dari ujung jarinya, dengan
perasaan tidak nyata.
“Nyonya, bagaimana ini bisa terjadi? Semua ini salahku karena aku tidak
mencukur duri bunga, aku akan mengambil plester untukmu.”
Visit Novelxo.org to read full content.
Sebuah bayangan berjalan dengan
cepat, Harvey Irwin memegang
tangan Selena Bennett dan
menghisap darah di ujung jarinya
yang terluka, lalu memuntahkannya
ke tempat sampah dan
menempelkan plester warna—warni
padanya. The content is on
Novelxo.org! Read the latest
chapter there!
“Nanti hati-hati ya,” Harvey berbisik.
Keadaan yang begitu tiba—tiba membuat Selena terkejut, dia hanya
menganggukkan kepala, dan memandang mata pria itu dengan tajam.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.