Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter Bab 537



Bab 537
Setelah Selena mengucapkan kalimat itu, dia melempar ponselnya ke samping
dan mengikuti arahan
Dokter Mona.
“Nyonya, aku nggak mungkin melakukan operasi dalam kondisi seperti ini, jadi
kamu harus melakukannya sendiri. Kamu harus segera melahirkan bayinya.
Kalau nggak, mereka berdua bisa meninggal karena kurang oksigen. Dorong
sekuat tenaga, mulut rahimnya sudah terbuka.”
Selena merasakan kepala bayinya turun. Mungkin karena kehilangan cairan
ketuban yang membungkus tubuh mereka, kedua bayi itu bergerak tidak teratur
dalam perutnya.
Mereka bergerak bagai ikan terdampar di pantal dan meronta-ronta di ambang
kematian, serupa dirinya.
“Sayang, kalian harus bertahan. Ayah akan segera datang menjemput kalian.
Kalian baik-baik saja. Semua pasti baik-baik saja. Ada Ibu di sini, Ibu nggak
akan menyerah. Kalian juga nggak boleh menyerah.”
Walaupun dia sudah pernah melalui hal ini, saat mengalaminya kembali, dia
hanya ketakutan jika penderitaannya ini akan lebih besar dari sebelumnya.
Seluruh tubuhnya gemetar hebat, entah karena takut atau karena tubuhnya
terasa dingin.
Ini adalah kondisi persalinan yang paling buruk. Selena diliputi rasa sakit sampai
hampir kesulitan
bernapas.
Suara bising juga terus—menerus terdengar dari telepon, tetapi Harvey tidak
pernah berhenti bicara.
“Seli, sebentar lagi aku tiba. Tahan sebentar lagi.”
*Seli, aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu. Apa pun yang terjadi, jangan
pernah meninggalkanku!”
“Bayinya pasti baik—baik saja. Kamu juga baik-baik saja.”
“Seli..."
Selena sudah tidak punya tenaga lagi untuk bicara. Sorot matanya mengawang
di kejauhan. Peluru
Jonathan sudah habis, tetapi orang—orang yang ada di atas tetap melancarkan
penyerbuan macam
pasukan semut, mati satu tumbuh seribu.
Siapa?
Siapa yang berani-beraninya melakukan semua Ini!
Siapa yang mampu menyewa begitu banyak tentara bayaran? Kebencian
mendalam macam apa yang dimiliki orang itu terhadapnya?
Apa mungkin Lanny?
+15 BONUS
Namun, Selena dapat merasakan, kali ini bukanlah aksi Lanny. Poison Bug
menmiliki keterampilan dalam menggunakan racun. Jika maksudnya hanya untuk
membunuh, wanita itu seharusnya sudah bisa membunuhnya tanpa bekas dua
tahun lalu.
Membayangkan diri sendiri sebagai Lanny, dia tampak lebih ingin menyiksanya.
Serangan kasar semacam ini sangat berbeda dari gaya Lanny.
Akan tetapi, Selena tidak bisa memikirkan slapa yang mungkin menyimpan
dendam padanya selain
Lanny.
Dia mati rasa karena terlalu sakit. Tangan kiri mencengkeram kuat pada tanah
yang lembap di bawah, mencoba untuk meredakan rasa sakit di tubuhnya.
Mata Selena perlahan—lahan kehilangan fokus, menyaksikan hujan deras
mengalir bak air terjun dari langit. Seolah—olah dia tengah kembali pada malam
dingin hari itu, saat dia kehilangan anak pertamanya.
Apakah tragedi itu akan terulang lagi malam ini? Apakah dia akan kehilangan
mereka lagi?
“Nyonya, dorong sekuat tenaga. Kepalanya sudah keluar.” Suara Dokter Mona
menariknya kembali ke dunia nyata.
Selena menghujamkan jari—jarinya ke tanah, mengerahkan seluruh tenaga meski
sudah kehabisan.
Hanya satu hal yang bersarang dalam benaknya, yakni melahirkan anak—
anaknya dengan selamat.
Visit Novelxo.org to read full content.
Batin Selena pun sibuk merapal,
“ :
Sayang, kalian harus semangat
bersama Ibu. Kalian harus hidup,
harus. The content is on
Novelxo.org! Read the latest
chapter there!
Perlahan-lahan, saat bayi itu sedikit demi sedikit terdorong keluar, Jonathan
tertembak.
Visit Novelxo.org to read full content.
Dia sudah cukup lama mengulur
waktu untuk Selena. Kini, tinggal
tujuh atau delapan orang meluncur
bagai zombi ke arah mereka. The
content is on Novelxo.org! Read
the latest chapter there!
Bahaya makin dekat, Dokter Mona tetap fokus membantu dirinya melahirkan.
“Satu sudah lahir, Nyonya,” seru Dokter Mona.
*Anakku, anakku!” Wajah Selena yang tak berdaya pun dipenuhi kebahagiaan.
Setelah punya pengalaman pertama, bayi kedua juga lahir tidak lama
setelahnya.
“Cepat, aku ingin lihat anakku,” kata Selena dengan napas terengah—engah.
Visit Novelxo.org to read full content.
Namun, wajah Dokter Mona terlihat

: “
sangat tidak enak. “Nyonya, bayinya...

r Te

bayinya sudah meninggal,” ujarnya
pilu. The content is on
Novelxo.org! Read the latest
chapter there!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.