Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter Bab 532



Bab 532

+15 BONUS

Selena menutupi dirinya dengan selimut, agak kesal dengan suara guntur di luar
sana. Dia menutup telinga erat—erat, berusaha untuk tertidur secepat mungkin.
Makin kesal perasaannya, makin sulit pula dia untuk tertidur. Punggungnya juga
terus menerus merasal merinding.

Seolah-olah ada suara di kepalanya yang meperingatkan. “Larl, lari!”

Lari? Ke mana? Kenapa harus lari?

Jelas—jelas dia sudah menelepon Nolan, terlebih lagi ada banyak orang yang
berpatroli di vila sepanjang waktu. Kalaupun ada masalah, pasti akan segera
ketahuan.

Selena menggeleng, merasa jengah dengan pikiran—pikirannya yang tak masuk
akal, bahkan sampai membuatnya berhalusinasi.

Setelah lama berusaha, dia tetap tidak bisa tidur. Dia kemudian mengeluarkan
pistol pemberian George enam bulan lalu. Mungkin benda ini bisa melindungi
dari kejahatan.

Dua bayi di perutnya mungkin sudah lelah bergerak, mereka menjadi diam
sekarang.

Gemuruh guntur dan deburan ombak yang menghantam bebatuan terdengar
silih berganti.

Angin berembus sepoi—sepoi, dia sadar ternyata jendela telah terbuka separuh
sehingga membuat angin meniup gorden dan udara masuk ke dalam kamar.
Selena berdiri, hendak menutup jendela. Tiba-tiba, dia mendengar suara
teriakan dari kamar sebelah.

Lian!

Dia kenapa?

Tanpa memedulikan perihal jendela, Selena langsung pergi menuju kamar Lian.
Saat membuka pintu, dia melihat seorang pria asing bersenjata lengkap sedang
melompat ke balkon luar kamarnya.

Sial, ada orang yang nekat menggunakan cara bahaya di cuaca seperti ini. Slapa
pun yang jatuh ke laut

pasti akan mati!

Selena langsung teringat pada organisasi pembunuh yang Harvey sebut
sebelumnya. Sepertinya, ada seseorang yang berani membayar mahal untuk
membunuhnya!

Dia segera mundur dan membanting pintu dengan cepat.

Sementara itu, Lian bergegas ke koridor. Dia langsung tahu ada yang tidak beres
setelah membaca pesan tadi.

Saat ini, pikirannya tentang cinta langsung lenyap begitu saja!

142

Sebodoh apa pun dirinya, dia masih tahu, orang normal mana yang akan
memanjat tebing di tengah

malam?

Jelas sekali dia sudah tertipu. Tanpa punya banyak waktu untuk memikirkan
masalah ini, dia segera

memakai sepatu dan lari.

Untungnya, jendela kamarnya terkunci dari dalam. Sebelum orang itu membuka
jendela, dia sudah kabur

duluan ke kamar Selena.

Keduanya saling berpandangan. Lian begitu ketakutan hingga berkata dengan
terbata—bata, “Ada orang

jahat!”

Selena yang telah mengalami banyak masalah sudah terlatih untuk bersikap
tenang di kondisi seperti

ini. “Ayo, pergil”

Visit Novelxo.org to read full content.

Orang—orang ini pasti tidak berani

masuk melalui pintu utama, jadi

mereka memilih jalan paling ekstrem.
Dengan kondisi alam yang buruk,
mendaki gunung ini bukanlah hal

mudah. Jadi, Selena dan Lian masih
punya waktu untuk melarikan diri.

The content is on Novelxo.org!

Read the latest chapter there!

Hanya saja, dia tidak bisa lari cepat dengan perut besarnya ini.

Lian tak bisa menggendongnya di punggung, hanya bisa menuntunnya.
Telapak tangan Lian sudah penuh keringat, bibirnya terus bergumam, “Gimana
bisa begini? Ada yang nggak beres sama Lewis! Ini salah saya, saya yang bawa
bajingan itu ke sini.”

Visit Novelxo.org to read full content.

Sampai sekarang, Lian masih belum
mengerti bagaimana Lewis bisa
menemukan tempat ini. Padahal, dia
sengaja mengendarai mobilnya

keliling kota sebelum kembali,

sebelum akhirnya masuk ke mobil
khusus. Dia yakin tidak ada yang
mengikutinya. The content is on
Novelxo.org! Read the latest

chapter there!

“Nggak apa—apa, ada pasukan yang menjaga kita di depan. Kita bakal segera
aman, mereka pasti sudah dalam perjalanan.”

Visit Novelxo.org to read full content.

Selena tetap tenang dan terkendali.
Harvey meninggalkan tim elite di sini.
Kondisi alam di sini juga mudah
dipertahankan dan sulit untuk

diserang. Pihak musuh belum tentu

bisa menang. The content is on
Novelxo.org! Read the latest

chapter there!

“Nyonya nggak apa—apa?” Suara pengawal terdengar dari kejauhan.

“Ya, nggak apa—apa,” jawab Selena cepat.

Namun, mendadak terdengar suara tembakan.

“Dor!”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.