Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter Bab 531



Bab 531
+15 BONUS
Nolan meletakkan ponselnya, tak mengerti kenapa Selena tiba-tiba menanyakan
hal ini. Apa dia
menemukan sesuatu?
Pria itu langsung pergi ke ruang monitor. Vila ini terletak di lereng gunung
dengan kamera terpasang di sepanjang jalan.
Apabila ada kendaraan lewat, itu akan terdeteksi di kaki gunung dan terpantau
secara langsung.
Tempat ini sangat terpencil, banyak rumah mewah dibangun di sini. Umumnya,
jarang ada yang datang. Kalaupun ada, biasanya hanya beberapa pendaki dan
mereka akan segera diusir.
Selama ini, hanya kendaraan mereka sendiri yang digunakan untuk mengangkut
berbagai perbekalan. Tidak ada orang luar yang terlihat.
Dia memeriksa sebentar, tidak ditemukannya keanehan apa pun.
Nolan akhirnya melihat ke bawah dan menemukan ada beberapa kamera bagian
bawah yang gelap.
Kamera—kamera itu dipasang di atas tebing. Tebingnya sudah curam, ditambah
permukaan air yang naik dan hujan deras selama dua hari terakhir, mungkin
kamera—kamera itu rusak akibat terjangan ombak.
Memanjat tebing di siang hari saja tidak mungkin, apalagi dengan kondisi
seburuk malam ini.
Setelah memastikan tidak ada orang atau kendaraan mecurigakan di jalan
menuju gunung, Nolan pun memutuskan untuk meninggalkan ruang monitor.
Meski sudah yakin tak ada masalah, Nolan tetap merasa gelisah. Dia merasa
ada yang telah terlewat.
Apa sebenarnya yang sudah terlewat?
Tiba-tiba, sesosok pria melintas di pikirannya. ltu adalah Lewis yang dia temui
kemarin.
Keduanya hanya saling berjabat tangan ketika bertemu, sebelum Lian menarik
pria itu masuk ke dalam ruang perawatan dan membuat Nolan merasa tak
nyaman hingga memutuskan untuk pergi.
Sekarang, dia baru ingat bahwa pria itu memiliki cengkeraman yang kuat dan
kapalan tebal di telapak
tangannya.
Lian pernah cerita bahwa Lewis sedang melakukan penelitian akademis di luar
negeri. Namun, mana mungkin seseorang yang sering menggunakan komputer
dan pena bisa memiliki kapalan yang tebal di
tangan?
Kecuali...
Nolan memperhatikan telapak tangannya sendiri. Pria itu pasti memiliki identitas
yang sama dengan dirinya. Mereka sama-sama sering memegang senjata, itu
sebabnya ada kapalan dan bekas luka di
telapak tangannya.
Jika dipikir—pikir lagi, kecelakaan adik laki-laki Lian juga terasa sangat janggal.
Luka yang dialami tak
terlalu serius.
Apabila kecelakaan mobil itu hanyalah umpan untuk memancing Lian pergi dari
sini, apakah targetnya
adalah Selena?
Lian memainkan gelang itu sepanjang hari. Jika ada pelacak di dalamnya, maka
lokasi Selena akan
terungkap!
Nolan menggeleng berulang kali, bagaimana mungkin bisa sekebetulan itu?
Siapa yang mampu menyusun skenario seperti ini? Dia pasti terlalu banyak
berpikir,
Meskipun begitu, dia masih merasa gelisah dan bersiap memanggil pasukan
tambahan untuk berjaga
malam. Dia harus memastikan semuanya aman.
Begitu panggilan tersambung, teriakan seorang wanita langsung menyapa
telinga.
“ARI”
Itu suara Lian.
Nolan bergegas menyalakan portofonnya untuk meminta bantuan sambil berlari
menuju kamar tidur
Lian.
Begitu masuk, dia hanya menemukan ponsel Lian yang tergeletak di atas
ranjang dengan kondisi menyala. Jendela kamar terbuka lebar, membuat
embusan angin masuk dan mengibarkan gorden putih ke luar jendela.
Nolan meraih ponsel tersebut, layarnya menampilkan ruang obrolan antara Lian
dan Lewis.
Avatar Lewis berwarna hitam pekat. Ketika diperbesar, terdapat bayangan
seseorang di dalam kegelapan, dengan sudut bibir terangkat seperti hantu.
Tatapan Nolan tertuju pada pesan terakhir keduanya.
“Sayang, aku sudah sampai.” Lewis mengirimkan pesan tersebut.
Mata Nolan seketika membulat. Dia tak menyangka Lewis akan datang menemui
kekasihnya.
Gawat, Nyonya dalam bahaya!
Nolan memandang ke bawah, seluruh tebing seketika telah dipenuhi oleh orang—
orang yang mengenakan rompi anti peluru dan helm!
Di atas kepala mereka, terdapat pesawat luncur yang terus turun. Mereka benar—
benar memilih cara yang berbahaya untuk mendarat.
Pantas saja tidak ada yang tertangkap kamera pengintai di sepanjang jalan.
+15 BONUS
Malam ini, Harvey dibuat tak bisa tidur akibat suara guntur dan kilat yang terus
menyambar di luar.
Dulu, Selena tidak suka hujan, apalagi malam yang penuh dengan petir. Saat itu
terjadi, dia akan selalu bersandar di pelukannya.
Visit Novelxo.org to read full content.
Harvey bangun dari ranjang, sempat
ingin pergi. Namun, ketika
memikirkan bagaimana Selena
membencinya, dia sadar bahwa
kehadiarannya hanya akan
memengaruhi suasana hati wanita
itu. The content is on
Novelxo.org! Read the latest
chapter there!
Dokter sudah memperingatkan agar tak membebaninya lagi. Oleh karena itu,
Harvey memutuskan untuk berbaring kembali.
Dia tidak mengantuk sama sekali.
Petir kembali menyambar di langit, guntur menggelegar malam ini, membuat
Harvey bangkit kembali.
Dia hanya perlu menjaga jarak dengan Selena. Dia harus pergi ke sana.
“Alex, tolong siapkan mobil”
Di tengah perjalanan, ponselnya berdering, menampilkan panggilan masuk dari
Nolan.
Visit Novelxo.org to read full content.
Dia sudah menugaskan Nolan untuk
menjaga Selena. Jika bukan karena
sesuatu yang berhubungan dengan
Selena, Nolan tak akan
meneleponnya selarut ini. The
content is on Novelxo.org! Read
the latest chapter there!
Visit Novelxo.org to read full content.
Badan Harvey bergetar hebat.
Sebelum sempat bicara, sudah
terdengar suara tembakan dari
seberang. Nolan berkata dengan
«

terengah—engah, “Tuan Harvey, ada

» :
masalah besar!” The content is on
Novelxo.org! Read the latest
chapter there!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.