Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter Bab 340



Bab 340
Di sisi lain, Dokter Harley berlari menuju lokasi kejadian. Walaupun dia sudah menerima perintah untuk mundur, dia
memutuskan untuk tidak pergi. Dia malah bergegas menuju pusat ledakan.
Akan tetapi, Dakota mencengkeram tangannya sambil berkata, “Kamu harus pergi! Di sini sangat
berbahaya!”
“Nggak! Aku cemas, katanya Harvey sendiri yang datang ke sini! Leo begitu membencinya, jadi Leo pastil akan mencari
kesempatan untuk menyerang Harvey!”
Telapak tangan dokter wanita itu basah oleh keringat, tubuhnya juga ternyata gemetar.
Begitu dia berlari menghampiri, dia melihat seorang pria yang terkena tembakan dan tersungkur jatuh.
“Oh, tidak!”
Dokter wanita itu sontak menjerit, tetapi Dakota langsung menarik tangannya dan menyeretnya pergi.
“Jangan ke sana! Kita harus pergi dari sini!”
Akan tetapi, dokter wanita itu mengabaikan Dakota dan bergegas belari menghampiri Harvey yang terjatuh.
Dokter wanita itu sudah tidak peduli lagi dengan bunyi ledakan yang menggelegar. Fokusnya hanya tertuju pada sosok yang
tergeletak di tengah hujan.
Pada akhirnya, dokter wanita itu tiba di hadapan orang yang tergeletak itu. Selama ini, dokter wanita itu adalah tipe yang sangat
menjaga kebersihan. Namun, saat ini dia sampai rela berlutut di tanah berlumpur.
Air matanya dan juga air hujan menetes ke wajah Harvey. Dokter wanita itu menatap mata Harvey yang tertutup rapat, lalu
berkata dengan suara gemetar, “Nggak... Kamu nggak boleh mati! Nggak akan kubiarkan kamu mati!”

Saat Dokter Harley hendak memeriksa luka Harvey, pergelangan tangannya tiba–tiba dicengkeram oleh seseorang. Dokter
Harley sontak tertegun.
Harvey yang tersungkur di atas tanah itu pun membuka matanya. “Akhirnya aku berhasil menangkapmu.
Dokter Harley refleks menurunkan arah pandangannya. Tidak ada bekas darah apa pun di dada Harvey. Barulah pada saat itu
Dokter Harley menyadari sesuatu. Ternyata Harvey sengaja menyerang markas besar untuk memancingnya keluar.
Pantas saja Harvey sendiri yang datang ke sini dan tidak segan–segan menunjukkan wajahnya.
+15 BONUS
Harvey bertaruh Dokter Harley akan muncul, sampai–sampai pria itu rela membahayakan nyawanya
sendiri.
Amarah Dokter Harley pun tersulut, Dia refleks memukul dada Harvey dan saat itulah menyadari bahwa Harvey ternyata
mengenakan rompi anti peluru.
“Apa kamu nggak takut mati? Kalau tembakan itu nggak mengarah ke jantung, tapi ke kepalamu, kamu pasti mati!” omel Dokter
Harley.
Harvey sontak merasa kaget. Itu bukanlah suara yang biasanya terdengar dari petugas kebersihan, melainkan suara seorang
wanita yang masih sangat muda.
“Kamu siapa sih?”
Harvey hendak membuka masker yang dokter wanita itu kenakan, tetapi tiba–tiba terdengar suara

ledakan.
Sebuah bom terjatuh di dekat kaki Harvey, semburan lumpur yang muncul pun mengejutkan mereka
berdua.
Harvey refleks melepaskan cengkeramannya pada dokter wanita itu untuk melindungi dirinya sendiri. Sementara itu, dokter
wanita itu langsung kabur.
Semua orang bergegas menghampiri dari mana–mana. Dokter Harley langsung masuk ke dalam mobil yang datang
menjemputnya.
Tembakan pun dilepaskan ke arah mobil itu, kaca depannya bahkan sampai hancur. Akan tetapi, mobil itu langsung melaju pergi
dengan sangat cepat.
Beberapa mobil pun langsung mengejarnya.
Alex segera menarik Harvey yang tampak termangu untuk masuk ke dalam mobil.
Harvey terlihat seperti orang linglung, ekspresinya tampak begitu kebingungan. Sorot tatapannya juga terlihat tidak fokus.
Alex pun mengguncang–guncang Harvey yang terlihat tidak biasa itu sambil bertanya, “Ada apa Anda, Tuan Harvey?”
dengan
Jelas–jelas Harvey tadi sudah berhasil menangkap wanita itu, kenapa Harvey malah melepaskannya begitu saja?
Akal sehat Harvey pun kembali. Dia langsung turun dari mobil, lalu masuk lagi dan duduk di kursi pengemudi.

“Suruh Chandra melanjutkan penyerbuan ini, pastikan dia menumpas habis Poison Bug.”
“Bagaimana dengan Anda? Anda mau ke mana?”
“Aku pergi dulu, ada yang harus kupastikan.”
+15 BONUS
kilova pun
Setelah berkata seperti itu, Harvey langsung menginjak pedal gas. Mobilnya pun langsung melesat pergi.
Sikap Harvey membuat Alex merasa sangat takut sampai–sampai rasanya seperti sedang mengalami
trauma.
“Tuan Harvey, apa jangan–jangan Anda melihat wajah wanita itu? Siapa dia sebenarnya? Kenapa sebagai anggota Poison Bug
dia begitu perhatian pada Anda?”
Belum sempat Alex selesai bertanya, tiba–tiba Calvin meneleponnya. Alex pun mengangkat telepon itu. Tenang saja, Tuan
Calvin, Tuan Harvey baik–baik saja. Iya, dia aman–aman saja. Eh, apa? Nyonya
berada di tempatmu?”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.