Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter Bab 339



Bab 339
Di pinggiran kota.
Beberapa tahun yang lalu, semua penduduk lokal di sini memutuskan untuk pindah karena daerah ini akan diubah menjadi
kawasan perlindungan alam. Seiring berjalannya waktu, daerah ini pun menjadi tidak berpenghuni.
Hujan deras mengguyur beberapa–beberapa bangunan tua yang sudah terbengkalai, serta gagak yang berdiri di atas tiang
listrik.
Tiba–tiba, terdengar bunyi gemuruh yang menggelegar. Saking kencangnya, sampai–sampai rasanya mendengar bunyi meriam.
Setelah itu, terdengar bunyi–bunyi kayu yang saling bertubrukan yang merusak keheningan.
Markas yang terletak di bawah tanah itu sudah berantakan. Berbagai macam peralatan elektronik yang berada di dalam markas
terus mengeluarkan suara peringatan. “Peringatan! Peringatan! Bahaya!”
Sebuah layar besar memperlihatkan situasi yang terjadi di luar dengan jelas. Ternyata markas mereka tahu–tahu sudah
dikepung.
Beberapa pesawat tak berawak pun terlihat dengan jelas mengebom kamera–kamera pengintai yang berada di sekitar markas.
Layar besar itu langsung menampilkan bintik–bintik hitam.
Para dokter yang berada di laboratorium pun terkejut. Mereka langsung berlarian keluar ke sana dan
kemari dengan panik. “Apa? Kenapa? Apa yang terjadi?”
Mereka adalah orang–orang kutu buku yang tahunya hanya meneliti. Mereka tidak punya kemampuan
untuk bertahan hidup, kekuatan fisik mereka juga sangat lemah.
Di tengah kepanikan semua orang, tiba–tiba terdengar suara yang dingin. “Silakan ikuti aku, kita keluar
melalui terowongan rahasia.”
“Mereka juga bukannya asal bertindak, mungkin saja sudah ada yang menunggu di ujung terowongan,”

ujar Isaac dengan ekspresi serius.
“Orang macam apa yang bisa menghancurkan semua kamera pengawas kita dan mengetahui lokasi- lokasi persembunyian
kita?”
Isaac baru menyadari bahwa target yang dia usik adalah orang gila!
Selama ini, ternyata Harvey sudah mengawasinya. Akan tetapi, Isaac mengira dia masih bisa kabur sehingga tidak akan
menimbulkan kerugian yang tidak perlu bagi organisasi.
“Sekarang percuma saja mau bilang apa pun. Aku akan mengajak sebagian orang untuk bertindak sebagai umpan, sementara
kalian gunakan kekacauan ini untuk kabur!”
Langkah tsaac pun langsung terhenti Ekspresinya tidak terlihat karena dia mengenakan topeng, tetapi nada suaranya
menyitatkan hasrat membunuh. “Aku nggak perlu tanggung jawab kalau membunuhnya dengan penampilan begini, kan?
“Sudati nggak usahl Kita nggak perlu mencari konfik dengannyal Lebih baik kamu bawa pergi saja semua obat–obatan yang ada
di sini bersama semuanyal
“Maal, tapi kali ini aku nggak bisa mematuhi perintah
Setelah berkata seperti itu, Isaac pun langsung menerjang keluar bersama bawahan–bawahannya.
Isaac merasa sudah cukup berpura–pura menurut. Hari ini, dia tidak perlu melakukannya lagi.
Selama Harvey mati, dia tidak akan bersaing dengan siapa pun lagi untuk mendapatkan Selena.
Biasanya sulit sekali membunuh Harvey, tetapi hari ini pria itu justru datang sendiri.

Anggap saja Harvey memang cari mati.
Di dalam hutan yang sunyi, bara api pun menjalar di mana–mana. Begitu mendeteksi adanya aktivitas manusia, para pesawat
tak berawak itu akan langsung terbang mendekat dan menembak.
Beberapa orang bahkan tidak sempat berlindung. Begitu keluar dari markas, mereka langsung tewas.
Bagaimanapun juga, mereka adalah orang–orang yang tahunya hanya meneliti. Walaupun di antara
mereka ada beberapa tentara bayaran, tetap saja mereka kalah dalam hal personel maupun
persenjataan. Apalagi jika dibandingkan dengan pihak musuh yang merupakan pasukan khusus yang
datang dengan persiapan matang.
Mereka pun dikepung.
Untungnya, ada beberapa lorong rahasia yang dibuat saat membangun markas rahasia ini. Sayangnya, Isaac sengaja
melewatkan kesempatan untuk kabur.
Karena dia tahu hari ini adalah kesempatan yang paling bagus untuk membunuh Harvey.
Sebelum kamera pengawas dihancurkan, Isaac sudah mencari tahu posisi Harvey dengan saksama. Dia
keluar diam–diam dari markas bawah tanah itu melalui lorong yang lain.
Ini adalah lorong yang berada paling dekat dengan Harvey, lorong yang paling berbahaya sekaligus
paling aman,

Saat ini, fokus semua orang tertuju pada daerah yang dibom di kejauhan sana. Bunyi ledakan menutupi suara–suara lainnya.
Isaac baru saja keluar saat seseorang mencengkeramnya sambil berkata, “Bahaya, Leo! Cepat pergi dari
sini!”
+15 BONUS
“Akan kubunuh dia! Berikan aku 10 menit!”
Isaac bisa langsung mengenali Harvey yang berada di tengah kerumunan.
Di dalam hutan, muncul beberapa hewan mekanik yang dipersenjatai dengan bom. Begitu menyentuh apa pun, hewan–hewan
itu akan langsung meledak.
Bunyi bom terus terdengar.
“Di sini bahaya, cepat pergi!” ujar Alex mengingatkan.
Mumpung tempat ini tidak menjadi sasaran bom, lebih baik mereka segera angkat kaki dari sini.
Sementara itu, Harvey dan yang lainnya segera berjalan pergi. Mereka membiarkan para profesional membereskan situasi di
sini.
Karena tidak banyak orang lagi berjaga di sisi Harvey, sekarang adalah kesempatan terbaik.
Di saat semua orang sedang bersembunyi, sebutir peluru melesat menuju jantung Harvey.
Harvey langsung tersungkur jatuh.
Isaac pun tersenyum dengan jahat.
Akhirnya, mimpi buruk yang selama ini menghantui Selena sudah tewas!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.