Pak Theo, Nyonya Pergi Berkencan Lagi by Sakura

Chapter Bab 42



Bab 42 Tidak Usah Berceral 

*Jangan sentuh aku.” Suara Kayla gemetaran, dia berkata dengan lemas, “Kalau kamu menggangguku lagi, aku akan memposting akta nikah kita di internet agar seluruh dunia tahu bahwa Raline adalah wanita simpanan yang menghancurkan keluarga orang.” 

Mendengar ancaman” inl, Theo tersenyum sinis. “Bukannya kamu yang duluan mengajukan ceral?” 

“Itu juga karena dia masuk ke dalam hubungan kita. 

Ekspresi Theo tidak berubah, dia berkata dengan tenang, “Kalau begitu nggak usah ceral.” 

Kayla bukan hanya gagal mengancam Theo, tetapi juga diancam balik. Sejak menikah dengan Theo, dia selalu ditindas seperti ini. 

Theo mengusap jari Kayla. Setelah memeriksa sejenak, dia pun berkata, “Nggak patah.” 

“Kamu berharap jariku patah, ya.” 

“Nggak. Tapi kalau kamu berani meminta 600 miliar dari Davin, aku akan mematahkannya secara pribadi.” 

Kayla berseru, “Dasar gila!” 

Kayla mendorong Theo, tetapi kali ini Theo tidak menghentikannya. Theo membiarkannya keluar dari mobil dan pergi…. 

Sejak malam yang tidak menyenangkan itu berlalu, Kayla dan Theo tidak pernah menghubungi satu sama lain lagi, 

Meskipun mereka tidak bertemu secara langsung, selalu ada laporan bisnis yang berhubungan dengan 

Theo. 

Dia tahu bahwa Theo akan pergi ke Kota Slanta dan akan tinggal di sana selama sebulan. 

Pada awal bulan Oktober, lukisan Raline sudah selesal diperbaiki. Oleh karena itu, Kayla pun menelepon Raline dan berkata dengan profesional, “Nona Raline, lukisanmu sudah selesai diperbaiki, Kapan kita 

bisa bertemu?” 

“Saat ini aku berada di Kota Sianta, aku nggak tahu kapan akan kembali. Aku akan mengabarimu setelah kembali nanti.” Di ujung lain telepon, suara lembut Raline disertai dengan sedikit nada merendahkan. Namun, dia tidak bermaksud untuk merendahkan Kayla, dengan statusnya yang terpandang, dia sering. disanjung orang hingga memiliki kebiasaan seperti ini. 

Kayla menjawab, “Oke.” 

Setelah menutup telepon, pikiran Kayla otomatis mengembara …. Theo berada di Kota Slanta dan Raline juga berada di sana. Apa mungkin ini kebetulan? 

Berkencan saja pergi sejauh itu? Kalau mereka sudah bercerai, bukankah Theo bisa memulai hubungan baru secara terang–terangan? 

Kayla melihat kalender. Setelah Evi berulang tahun, kontrak tiga tahun mereka tersisa kurang dari satu bulan, Theo tidak mungkin menunda perceraian lagi, bukan? 

Memikirkan hal ini, rasa lelah karena bergadang dan lembur selama beberapa hari ini pun berkurang. Awalnya dia merasa mengantuk dan capek, tetapi setelah mandi dan berbaring di tempat tidur, dia malah tidak bisa tidur. 

Kayla membuka Instagram, lalu menggulir secara acak. Ketika melihat gambar seekor anjing, dia menyimpan foto tersebut, lalu menggabungkannya dengan emoji kotoran. Setelah itu, dia memposting foto tersebut dengan kutipan “pasangan sempurna“. 

Tak lama setelah dia memposting foto tersebut, ada yang berkomentar. 

Bella berkomentar. “Kay, cantumkan namanya, nggak usah sungkan.” 

Kayla otomatis tertawa. Namun, sebelum dia selesai tertawa, Bella sudah melakukan panggilan video. Apa si berengsek Theo itu pergi mencari Raline lagi?” 

“Nggak tahu, tapi dia dan Raline samasama berada di Kota Slanta. Mungkin mereka bersama.” 

“Memang benar anjing nggak akan bisa mengubah kebiasaan memakan kotoran. Sebaik apa Raline sampai membuat Theo nggak bisa melupakannya?” 

Kayla berkata, “Kenapa aku merasa kamu juga sedang mengejekku?” 

“Mana mungkin. Kamu berbeda dengan anjing.” 

Keduanya mengobrol sejenak. Setelah melihat langit sudah gelap dan besok mereka perlu bekerja. mereka pun mengakhiri panggilan. 

Malam ini, Kayla tidur nyenyak, dia bahkan tidak bermimpi, 

Saat bangun tidur, dia punya kebiasaan untuk mengecek Instagram. Dia melihat ada orang lain yang 

mengomentari postingannya. 

Salah satunya adalah Theo. 

“Kayla, cari mati kamu.” 

Kayla tertegun. 

Kayla tidak menyangka seorang direktur utama yang sibuk seperti Theo sempat memainkan Instagram. Dia bukan hanya melihat, tetapi juga berkomentar. Tindakannya ini jauh berbeda dengan sikap sehari- 

harinya. 

Meskipun maksud postingan Kayla memang berkaitan dengan Theo dan Raline, dia tidak 

+15 BONUS 

mengungkapkan secara terang–terangan, bagaimana bisa Theo memahami maksudnya? 

Dia dapat menebak maksud Kayla pasti karena dia merasa bersalah. 

Theo mungkin sedang bosan, tetapi bukan berarti Kayla harus menanggapinya. Mengingat mereka akan 

segera bercerai, Kayla pun tidak ingin memperburuk keadaan sehingga tidak membalas komentar 

tersebut. 

Tanggal 17 Oktober adalah hari ulang tahun Evi. Raline menghubungi Kayla pada tanggal 13 Oktober dan mengajak Kayla bertemu di sekitar hotel tempat tinggalnya. 

Ralinė mengenakan gaun panjang berbahan sutra dengan punggung terbuka. Dia mengenakan riasan yang indah serta kacamata hitam yang hampir menutupi sebagian besar wajahnya. 

“Kayla, kamu nggak keberatan aku menyuruhmu datang jauh–jauh ke sini, ‘kan? Soalnya aku baru pulang, jadi malas bolak–balik.” 

Raline membawa sebuah koper, sepertinya dia langsung menghubungi Kayla saat sampai di bandara. 

Kayla tidak tampak keberatan, dia tetap bersikap profesional. “Kamu adalah klien, kamu bebas menentukan lokasi. Bagaimanapun, biaya transportasi sudah termasuk dalam uang yang kamu berikan.” 

Raline tertegun. Mengingat bahwa dia membayar beberapa kali lipat lebih tinggi dari harga pasar, dia pun sangat kesal! 

Kalau bukan karena sudah mendesak dan tidak ada yang bersedia menerima pekerjaan ini, apa mungkin dia akan diperas oleh Key? 

Dia bahkan curiga kalau Kayla mengatakan sesuatu pada Key hingga Key menaikkan harga. 

Namun, lukisan sudah diperbaiki, tidak ada gunanya mempermasalahkan soal harga. 

Kayla mendorong kotak berisi lukisan kuno itu ke hadapan Raline sambil berkata, “Periksa dulu, kalau nggak ada masalah, tolong lunasi biayanya.” 

Raline menguap, dia terlihat sangat lelah. “Nggak perlu lihat, aku percaya padamu.” 

Dia mengeluarkan ponselnya dan langsung mentransfer uang ke rekening Kayla.. 

Kayla mengingatkan dengan serius. “Lukisan sudah diserahkan kepadamu. Baik kamu lihat atau nggak kami menganggap kamu sudah melihatnya. Kalau terjadi masalah di kemudian hari, kami nggak akan tanggung jawab. Lukisan kuno mudah rusak dan harus diletakkan di tempat yang kering, jangan sampai lembap. Aku menaruh catatan di dalamnya, bacalah baik–baik.” 

Kerusakan di lukisan Raline cukup parah dan Kayla mengerahkan banyak usaha untuk memperbaiki lukisan tersebut. Meskipun lukisan yang terkenal itu sudah diperbaiki, ia tidak mungkin sama persis dengan keadaan semula. 

Mendengar ucapan Kayla, Raline hendak mengulurkan tangannya untuk memeriksa lukisan itu, tetapi ponselnya tiba–tiba berdering. 

Ketika melihat nama penelepon, dia langsung menarik kembali tangannya yang hendak membuka kotak dan segera menjawab telepon. Pada saat yang sama, dia juga berkata pada Kayla, “Aku mengerti, terima 

kasih.” 

Raline mengambil barang di atas meja, lalu menarik kopernya pergi. 

Kayla mendengarnya sedang berbicara dengan orang di telepon. “Aku akan segera kembali ke kamar. Mungkin aku terlalu terburu–buru saat mengemas barang, aku jadi terbawa barang–barangmu. 

Suaranya yang biasanya sombong berubah menjadi feminin dan lembut. 

Tanpa perlu dipikir pun, Kayla tahu hubungan Raline dengan orang yang meneleponnya itu sangat dekat. Orang yang muncul di benak Kayla adalah Theo…. 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.