Menantu Pahlawan Negara by Sarjana

Chapter Bab 7



Bab 7 Ingin Bertemu Orang Penting

Tina tidak bisa menahan tawanya, lalu berkata, “Ardika, apakah kamu tahu siapa Tuan John? Dia adalah orang penting yang sangat berkuasa. Seorang bos preman yang bahkan harus dihormati oleh Ayahku. Beraninya kamu bilang Tuan John datang meminta maaf? Kamu ingin mati, ya?” 

“Tina, kalau kamu nggak percaya, kamu boleh ikut ke atas,” jawab Ardika dengan santai. Namun, Tina malah memelototinya. 

Setelah sadar kembali dari keterkejutan, Tony pun berkata sambil tersenyum, “Aku rasa dia melihat mobil Tuan John di depan pintu, jadi sengaja berkata seperti itu. Untung saja nggak ada orang luar di sini. Kalau sampai Tuan John mendengar ucapannya, kita semua akan mati.” 

Semua orang langsung terkejut. 

“Aku benar-benar nggak tahan lagi!” bentak Desi dengan kesal sambil menepuk meja. “Tiap hari hanya bisa bersikap bodoh seperti itu, memalukan saja! Cepat pergi, kalau nggak, aku akan menghajarmu.” 

“Ardika, kamu pergi dulu …. Aku akan pulang setelah makan.” 

Luna juga merasa sangat malu, dia buru-buru mendorong Ardika keluar. 

Ardika berkata dengan tak berdaya, “Baiklah. Sayang, kamu jangan minum terlalu banyak. Aku akan datang menjemputmu nanti.” 

Setelah Ardika pergi, suasana ruangan menjadi lebih tenang. 

Setelah minum beberapa gelas air, Desi pun berhasil menahan amarah dalam hati. 

Tony sama sekali tidak peduli. Kalau Ardika bersikap makin gila, kemungkinan dia mendapatkan Luna akan makin tinggi. Dia tentu saja berharap Ardika bisa bersikap bodoh setiap hari. 

… 

“Tuan John, hari ini siapa yang Anda undang?” 

“Selain menjamunya di Hall Raja, Anda bahkan mengajak kami untuk datang menemani. Bukankah ini terlalu meriah?” 

Lantai sembilan, di depan lift Hall Raja berdiri beberapa pria dan wanita paruh baya yang sedang bertanya kepada John. 

Kalau ada yang melihat mereka, pasti langsung kenal. 

Pemimpin Biro Pembangunan Kota Provinsi, Irwan Citora. Pemimpin Bank Banyuli, Calvin Rewind. Direktur Utama Grup Permata Buana, Bella Dewanto …. 

Beberapa orang tersebut adalah orang-orang penting yang bisa menggemparkan Kota Banyuli. 

Tuan John berkata dengan nada dingin, “Identitasnya sangat rahasia. Mengundang kalian datang untuk menghidupkan suasana dan juga kehormatan bagi kalian. Aku mengajak kalian karena hubungan kita yang baik.” 

“Pokoknya, ingat ucapanku, jangan sampai menyinggungnya.” 

Identitasnya sangat rahasia? 

Beberapa bos besar yang sudah berpengalaman dengan berbagai situasi, mulai merasa tegang. 

“Bagaimana kita menyapanya?” 

“Menyapanya?” 

Setelah berpikir sejenak, Tuan John pun berkata, “Panggil saja Tuan Ardika.” 

“Ting!” 

Pintu lift terbuka dan wajah Ardika pun terlihat. 

Irwan dan yang lain terkejut. Mereka tidak menyangka orang penting ini masih sangat muda. 

“Tuan Ardika sudah datang!” 

Tuan John segera maju ke depan, kemudian mengulurkan tangan untuk menahan pintu lift dan membiarkan Ardika berjalan keluar. 

“Halo Tuan Ardika!” 

Beberapa orang penting tersebut langsung menenangkan diri, kemudian maju ke depan untuk menyapa Ardika. 

Kemudian, mereka juga memberikan kartu nama kepada Ardika. 

Setelah sampai di meja makan, Pemimpin Bank Banyuli, Calvin, segera memberikan sebuah kotak hadiah kecil mewah yang sudah disiapkan sebelumnya. 

“Tuan Ardika, ini adalah hadiah kecil yang kami siapkan untuk Anda.” 

“Di dalam kotak ada sebuah kartu hitam Bank Banyuli. Mulai sekarang, Anda adalah tamu VIP dari bank kami.” 

“Kalian terlalu sungkan.” 

Ardika pun menyimpannya, lalu melambaikan tangan sambil berkata, “Karena kita datang makan, jadi santai saja. Kalian nggak perlu terlalu sopan.” 

Mereka pun mulai makan dan minum, kemudian mengobrol dengan santai. 

Setelah selesai, Ardika pun berdiri dan berkata, “Hari ini sampai di sini saja. Aku harus turun ke bawah untuk menjemput istriku.” 

Setelah mengantar Ardika pergi, John segera memberi perintah kepada anak buahnya, “Coba periksa Nona Luna ada di ruangan mana, lalu bayar tagihan mereka.” 

Perjamuan makan di Hall Rembulan masih berlanjut. 

Tony sempat keluar beberapa saat. Ketika kembali, dia membawa beberapa anak muda. 

Pemuda yang berada di depan tampak tampan dan bersemangat. 

“Aku perkenalkan dulu, orang ini adalah Axel Citora, anaknya Irwan Citora yang merupakan Pemimpin Biro Pembangunan Kota Provinsi.” 

Tony memperkenalkan anak muda tersebut dengan sopan. 

Seketika, semua orang di dalam ruangan pun berdiri untuk menunjukkan rasa hormat. 

“Tony, kamu bahkan kenal dengan anak hebat seperti Tuan Muda Axel.” 

Desi tersenyum sampai kedua matanya menyipit. Meskipun belum selesai makan, panggilan Desi terhadap Tony sudah menjadi lebih akrab. 

Tony pun tersenyum dan berkata, “Tuan Muda Axel ingin berkenalan dengan Tina. Mendengar Tina sedang makan dengan kita, dia pun sengaja datang untuk bersulang.” 

Tina pun tertegun sejenak. Dia menyadari dari awal masuk, Axel terus menatap dirinya. 

Tina sudah sering melihat tatapan seperti itu. Dia pun mengulurkan tangannya sambil berkata, “Kalau Tuan Muda Axel ingin berkenalan denganku, telepon saja. Nggak usah datang langsung.” 

“Aku sering mendengar bahwa Nona Tina adalah wanita yang terkenal cantik di Kota Banyuli, jadi aku ingin bertemu.” 

Setelah mendengarnya, wajah Tina pun merona. 

Tatapan Axel makin bersemangat, tapi dia tahu tidak boleh buru-buru. Jadi, Axel pun melambaikan tangannya dan berkata, “Baiklah, sebenarnya aku datang bersama ayahku. Hari ini, Tuan John membuat perjamuan di Hall Raja untuk menjamu satu orang penting, dia menyuruh ayahku datang menemaninya. Aku datang untuk melihatnya.” 

“Tapi, ternyata Tuan John bilang kalau anak muda nggak berhak naik.” 

Meskipun menunjukkan ekspresi tak berdaya, tatapan Axel menunjukkan kebanggaan yang tidak bisa disembunyikan. 

Dia memang tidak bertemu orang penting tersebut, tapi ayah mereka sudah sempat bertemu dengannya. Di seluruh Kota Banyuli, hanya beberapa orang yang berhak bertemu dengannya. 

Semua orang pun tertegun. 

Desi dan yang lain teringat ucapan Ardika sebelumnya. Apakah Ardika adalah orang penting tersebut? 

Setelah beberapa saat, mereka pun diam-diam menggelengkan kepala. Seorang idiot yang baru pulih tidak mungkin menjadi orang penting. 

Tina juga bertanya dengan kaget, “Orang penting yang bisa dijamu oleh Tuan John di Hall Raja pasti sangat hebat.” 

Axel berkata dengan bangga, “Identitas orang itu bahkan nggak diketahui oleh Ayahku. Dia hanya tahu bahwa orang penting itu memiliki hubungan dengan Komandan Draco yang baru datang.” 

Ketika mendengarnya, semua orang di Hall Rembulan menarik napas dalam-dalam. 

Belakangan ini, ada dua hal besar yang terjadi di Kota Banyuli. Hal pertama yaitu kedatangan Grup Angkasa Sura di Kota Banyuli. Lalu, hal kedua adalah Komandan baru departemen perang Kota Banyuli yang bernama Draco Sutopo datang menjabat. 

Orang penting itu ternyata memiliki hubungan dengan Draco, benar-benar hebat. 

Melihat Tina mendengar dengan saksama, Axel berkata sambil tersenyum, “Setelah perjamuan di Hall Raja selesai, aku akan membawa kalian untuk bertemu dengannya pas beliau turun.” 

“Baik, baik!” 

Semua orang menjadi penuh semangat.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.