Chapter 44
Bab 44
Disaat yang bersamaan ada seseorang yang tiba-tiba berlari dari luar pintu. Dia adalah Hiro, adik iparnya Reva.
"Pa, Ma, ini sudah siang, ayo kita pergi makan."
Hiro berkata dengan penuh semangat.
Alina yang melihat Hiro, ekspresinya menjadi lebih hangat dan tenang:"Sudah diaturkah?"
"Sudah diatur semua. Semua adalah makanan dari Yama, favoritmu." Kata Hiro dengan nada yang manis.
"Hiro, kau memang sangat pengertian."
"Dengan kau berada di perusahaan ini kedepannya aku juga menjadi lebih tenang!" ujar Alina sambil mengangguk puas:"Suamiku, ayo jalan, kita pergi makan!"
Axel meletakkan semua file - file itu tanpa sekalipun menatap Reva. Dia meletakkan tangannya dibelakang punggungnya dan mengikuti Hiro dan Alina dengan gaya arogan..
Reva sangat kesal karena dia dan Hiro adalah sama-sama menantu mereka.
Aku datang kesini dikatakan membuat malu mereka.
Lalu Hiro kesini memangnya dia bisa melakukan apa untuk perusahaan?
Ini terlalu diskriminatif!
Tetapi Reva juga sudah terbiasa.
Hiro ini sangat perhatian dan pandai mengambil hati jadi sangat disukai oleh Axel dan Alina.
Bagi Reva itu semua tidak penting. Yang terpenting adalah sikap Nara terhadapnya.
Tiba-tiba, Hiro mendekatinya dengan senyum penuh kebanggaan: "Kakak ipar kau tak perlu repot-repot, Nara tak ada disini."
Reva mengerutkan keningnya: "Ke mana dia?"
"Dia pergi ke bank untuk membahas beberapa bisnis." Ucap Hiro sambil tersenyum, "Kakak ipar, ada hal apakah kau mencari Nara?"
"Jika kau memiliki sesuatu untuk dilakukan, telepon aku saja. Sekarang aku adalah sekretaris dan sopir pribadi Nara!"
"Apa?" Reva mengernyitkan keningnnya dengan heran.
"Nara sangat percaya pada kemampuanku jadi dia sengaja mempekerjakan aku untuk menjadi sekretaris dan sopir pribadinya!" Hiro berkata sambil tersenyum: "Jadi, nantinya jika kau ada hal yang perlu dilakukan oleh Nara, kau bisa langsung mengatakannya saja kepadaku."
Wajah Reva tampak dingin dan dia menatap Hiro dengan tatapannya yang tajam.
Sejujurnya, dia tidak begitu percaya dengan semua yang dikatakan Hiro. Bagaimana mungkin Nara memintanya menjadi sekretarisnya?
"Kakak ipar, kita akan pergi makan. Jika tak ada hal lain lagi kau tak perlu datang ke perusahaan ini"
"Lihat saja pakaian yang kau kenakan itu, itu dapat memengaruhi citra perusahaan!"
Hiro kemudian pergi dengan aura kesombongannya
Reva berpikir sejenak lalu mengeluarkan ponselnya kemudian menelepon Nara untuk bertanya.
Tetapi setelah dia telepon beberapa kali, ponselnya tidak diangkat. Mungkin mereka sedang sibuk membicarakan bisnis.
Dengan tak berdaya Reva keluar dari perusahaan Farmasi Shu sendirian.
Reva yang baru saja berencana untuk mencari tempat makan terkejut ketika tiba-tiba melihat sebuah BMW mengebut dengan kencang melewatinya.
Untung saja Reva cukup cepat menghindar kalau tidak dia sudah tertabrak mobil itu.
BMW berhenti di depan Reva. Terlihat dua orang turun dari mobil, seorang pria dan seorang wanita.
"Suamiku, kau sangat baik sekali. Tahu kalau aku suka makan makanan dari Yama, jadi sengaja meminta orang untuk membawakannya kesini. Terima kasih suamiku, XoXo!"
Gadis itu centil, mengenakan pakaian yang cukup modis dan memperlihatkan pahanya yang putih dan lembut. Riasannya cukup tebal tetapi dia terlihat sedikit cantik.
Reva menatapnya dengan ekspresi dingin. Karena gadis ini tidak lain adalah Harumi, mantan bunga kelas mereka.
Saat di sekolah menengah dulu Reva termasuk anak yang agak kuper. Saat baru mengenal arti cinta, dia diam-diam jatuh cinta pada Harumi, bunga kelas mereka.
Saat itu, salah satu teman sekelas Reva juga naksir dengan Harumi dan meminta Reva menolongnya untuk mengirim surat cinta.
Sebenarnya memang tidak apa-apa, tetapi surat cinta itu tidak tercantum nama penulis. Jadinya banyak orang mengira bahwa surat cinta itu ditulis oleh Reva. Yang berarti Reva menyukai Harumi. Dan teman sekelas itu juga tidak mau mengakuinya sehingga Reva yang dituduh untuk masalah itu.
Sahabat Harumi juga ikut membuat heboh masalah ini sehingga satu sekolah pun mengetahuinya.
Akhirnya Harumi sengaja menuangkan segelas air di kepala Remo di depan semua orang dan berkata, "Reva, kau ini seperti pungguk yang merindukan bulan saja!"
Sejak itu, Reva mendapat julukan Pungguk di sekolah.
Harumi ini akhirnya menjadi duri di hati Reva!
Reva benar-benar tak menyangka bisa bertemu dengannya disini. Memang benar kata orang kebanyakan keluar dimalam hari akan bertemu dengan hantu jika lagi apes. Melihat Harumi ini membuat Reva teringat dengan kedua temannya di sekolah dulu.
Dulu saat di sekolah Reva hanya memiliki dua teman. Teman yang benar-benar baik seperti saudara sendiri. Teman yang benar-benar rela berkorban untuknya.
Sayangnya, setelah lulus dia kehilangan kontak mereka semua.
Sekarang ketika dia melihat teman sekelasnya yang dulu, dia merasa sedikit terharu dan merasa waktu begitu cepat berlalu dan semuanya telah berubah.
Kalau saja kedua temannya itu ada disitu juga Reva pasti akan sangat senang sekali!
Teringat akan hal ini Reva tiba-tiba seperti punya dorongan yang kuat dari dalam hatinya. Dia ingin kembali ke tempat tinggalnya yang dulu. Dia ingin mencari kedua temannya yang sudah seperti saudaranya ini.
Previous Chapter
Next Chapter