Menantu Dewa Obat

Chapter 32



Bab 32

Mendengar itu Nara tertegun ternyata orang yang dibicarakan Alan tadi adalah Reva?

Pantas saja Alan tadi mengatakan tidak perlu dibahas lagi ternyata dia sedang menjaga imej Reva! Orang-orang di sekitarnya juga bergumam dan berceloteh: "Ternyata karena dia!"

"Orang ini tidak bisa apa-apa hanya bisa membuat kacau saja!"

"Dia sengaja ingin membuat kita semua kehilangan pekerjaan ya?!"

"Aihh, Nara sebenarnya cukup hebat dalam bisnis ini tetapi dia gagal karena bajingan tak berguna ini!"

Alina berteriak dengan marah, "Reva, aku juga tidak berharap kau dapat membantu Nara apa, tetapi tolong jangan kau buat Nara menderita!"

"Nara sudah bekerja keras untuk keluarga ini. Tetapi kau, sudah tidak bisa membantu malah terus menerus membuat masalah setiap hari. Apa... apa kau ingin membunuh kami semua?" "Ma, darimana kau dengar ini semua!" Reva mengerutkan kening, "Apakah Alan yang memberitahukannya?"

Alina yang emosinya masih meledak - ledak berkata, "Hehhh, jika direktur West tidak memberitahuku mungkin aku tidak akan pernah tahu bagaimana perusahaan ini hancur!" Reva: "Ma, Alan sengaja mengadu domba saja, jangan percaya padanya!"

"Reva!" ujar Nara dengan kecewa, "Aku tidak peduli apakah kau punya uang atau tidak, aku hanya berharap suamiku jujur dan baik hati saja."

"Direktur West juga bilang jangan membahas masalah ini lagi saat kutanyakan tadi. Dia jelas-jelas sedang membelamu. Mengapa.. mengapa kau malah menuduhnya seperti ini?" Reva menghela nafas. Alan ini memang jahat dan licik.

"Aku tidak mau tahu!" ucap Alina dengan marah, "Kau pergi cari direktur Mont sekarang. Aku tidak peduli apakah kau mau berlutut dan bersujud atau mati di sana. Pokoknya kau harus menyelesaikan masalah ini!"

Reva berkata dengan tenang, "Ma, ini hanya masalah sepele. Untuk apa repot - repot?"

"Masalah sepele kau bilang?" Axel berkata dengan marah: "Apa kau tahu kau telah membuat perusahaan kehilangan 17 pesanan dan secara langsung perusahaan ini juga kehilangan 50 sampai 60 juta dolar. Kau... Seumur hidupmu kau juga tak akan dapat menghasilkan sebanyak itu!"

Reva: "Itukan hanya orderan saja. Aku sudah katakan dalam tiga hari ini perusahaan pasti akan mendapatkan orderan dengan nilai paling miniin itu 300 juta dolar!"

"Aduh, iparku, apakah kau bisa mendapatkannya hanya dengan menggunakan mulutmu saja?" Xavier tersenyum dengan sinis dan berkata, "Kau sedang mimpi disiang bolong yah? Mendapatkan pesanan 300 juta dolar dalam tiga hari, ckk.. ckk.., kau benar-benar hebat dalam membual!"

"Yang benar saja, aku saja belum pernah melihat pesanan dengan nilai sebesar itu dalam hidupku!"

"Memangnya perusahaan kita hanya bisa mendapatkan berapa orderan dalam setahun? Sebelum kau mengatakannya bisa tidak kau lihat dulu konsepnya jangan asal membual saja!"

Semua orang di sekitar mereka mengejek dan menghina. Mereka benar-benar sedang menikmati perdebatan itu.

Alina melihat Reva dengan tatapan kebencian: "Reva, bisa tidak kau menjaga imej kami?"

"Melakukan hal yang begitu memalukan didepan semua orang, apa kau benar-benar tidak tahu

malu?"

Axel mengertakkan gigi dan berkata: “Sudahlah tak usah ngomong lagi dengan dia. Orang seperti dia mana ngerti apa itu imej?”

Disaat yang sama Tommy berjalan keluar dari dalam.

Tommy benar-benar terkejut dengan kejadian tadi malam dan dia segera mengirim seseorang untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Dia mendengar bahwa Axel dan Alina pergi mencari Austin. Dan dia juga mendapatkan kabar bahwa hubungan Austin dengan Reva telah selesai. Dia merasa sangat tenang sekarang. Dengan ekspresi arogan di wajahnya dia melirik Nara: "Nara, perusahaan baru saja diserahkan kepadamu dan kau sudah membuat perusahaan menghadapi masalah? Begitukah cara kau mengurus perusahaan? Kau benar-benar sangat mengecewakanku!"

Wajah Nara tampak pucat pasi, dia menggertakkan giginya dan tidak berbicara.

"Kurasa kau tidak mampu mengurus perusahaan sebesar ini!" ujar Tommy: "Sudahlah tidak apa apa. Bagaimanapun juga kau masih anggota keluarga Shu. Sini biar kubantu kau."

"Aku akan membayar 500.000 dolar untuk membeli semua saham yang ada di tanganmu. Lalu semua masalah perusahaan ini serahkan padaku biar aku yang menyelesaikannya!" "Apa?" Mata Nara melebar. Saham di tangannya setidaknya bernilai lima puluh juta dolar.

Sekarang Tommy hanya mau membayar 500.000 dolar untuk membelinya. Ini sama saja dengan mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Previous Chapter

Next Chapter


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.