Chapter 21
Bab 21
Beberapa orang di ruangan itu tercengang, Alina bertanya dengan bingung: "Pakaian... pakaian apa?"
"Ehm.. itu pakaian yang dikenakan tuan Reva Lee semalam..." Manajer Aldi baru berbicara beberapa kata, tiba-tiba dia melihat Hiro dan langsung berkata: "Ya, ya, setelan yang dikenakan pria ini!” "Ini...yang ini?" Hiro juga ikut tercengang, apakah setelan ini harus dikembalikan?
"Ya, setelan ini semalam hanya untuk dicoba sementara saja kemarin. Jika anda ingin terus mengenakannya maka anda dapat langsung membelinya!" ujar manajer Aldi sambil tersenyum: "Setelan ini harganya total 730.000 dolar!"
Hiro tampak bergidik. Darimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak 730.000 dolar?
Apa kau tidak salah? Pakaian ini diberikan oleh tuan Austin King semalam!” kata Alina dengan cemas.
"Tidak sama sekali!" manajer Aldi mengangguk: "Pakaian ini memang dibawa oleh tuan Austin King, tetapi tuan King tidak membayarnya!"
"Ini... ini..." Alina tercengang.
Mobil dan jam tangan seharga jutaan dolar saja diberikan dengan percuma. Tetapi baju yang hanya berharga ratusan ribu dolar ini tidak dibayar?
"Sudahlah, jangan ambil pakaian itu!" Kata Axel dengan marah.
Hiro dengan enggan melepas pakaiannya dan memberikannya kepada manajer Aldi.
Se
Tiba-tiba manajer Aldi berseru: "Apa.. apa yang terjadi dengan pakaian ini? Apa.. Apakah kalian telah mengubahnya?"
Hiro tampak bergidik: "Hanya... hanya kuubah sedikit saja, masih dapat diubah kembali..."
"Kau sudah gila!" manajer Aldi menatap Hiro sambil berkata: "Ini adalah pakaian merek Armani. Pakaian ini dirancang dan dijahit oleh designer internasional ternama di Italia. Dan kalian malah dengan seenaknya mengubah pakaian ini? Pakaian ini telah dihancurkan sepenuhnya oleh kalian!"
Alina: "Sepertinya tidak terlalu parah, hanya beberapa jahitan saja..."
Manajer Aldi berkata dengan marah, "Apanya yang tidak parah?"
"Pakaian seperti ini semuanya dirancang dan dibuat secara khusus. Kau tidak boleh mengubah satu jahitan pun!"
"Pakaian ini jika ku ambil lagi juga tak bisa dijual. Sekarang kalian harus membelinya."
"730.000 dolar dibayar dengan kartu kredit atau uang tunai?"
Beberapa orang di rumah itu tiba-tiba tertegun. Tujuh ratus tiga puluh ribu dolar! Darimana mereka bisa mendapatkan uang sebanyak itu?
Kau sedang menindas orang!" ujar Alina dengan cemas: "Itu kan hanya beberapa jahitan saja, apa masalahnya? Lagipula pakaian ini diberikan oleh luan Austin King, mengapa kita harus masih harus membayarnya?"
Manajer Aldi: "Aku hanya meminta pembayaran dari orang yang memegang dan memiliki pakaian ini. Jika anda tidak setuju, anda dapat pergi mencari tuan Austin King untuk membayar tagihannya!" "Aku ..." Alina tertegun. Dia mana berani pergi mencari tuan Austin King.
та
"Jika anda tidak membayar, aku hanya bisa memanggil polisi!" Manajer Aldi mengeluarkan ponselnya dan mengancam.
Alina dan yang lainnya dengan tergesa-gesa berbalik terutama Hiro yang saat ini tampak sangat ketakutan hingga berkeringat begitu banyak. Dia terlihat hampir menangis.
Dia tak pernah menyangka bahwa dia datang kesini pagi - pagi untuk memamerkan pakaiannya malah akhirnya membawa bencana besar untuk dirinya!
Nara terlihat tenang. Dia akhirnya mengerti apa yang dikatakan Reva. Ini memang benar-benar bukan hal yang baik dengan memakai pakaian ini.
Tiba-tiba Alian berkata dengan kencang, "Tidak, kau seharusnya meminta Reva untuk membayar pakaian ini."
"Ma, apa hubungannya dengan Reva?" ujar Nara dengan resah.
"Mengapa tak ada hubungannya?" Alina melotot: "Austin King memberinya pakaian ini lalu dia pulang dengan memakai pakaian ini lalu dia memberikannya kepada Hiro. Dia memberikan kepada Hiro sebelum membayar tagihannya. Bukankah dia ingin menjebak Hiro?!"
"Dia kan tidak memberikannya? Jelas-jelas itu direbut oleh Hiro!" Ujar Nara dengan kesal.
Alina menjawab dengan kesal: "Huh, jika dia tidak mau melepaskan pakaiannya apakah Hiro dapat merebutnya?"
"Pantas saja dia melepaskan pakaiannya dengan santai kemarin. Jadi dia memang sengaja ingin menjebak adik iparmu."
"Reva, Reva, aku benar-benar telah salah menilaimu. Tak kusangka kau begitu hina!"
Nara berkata dengan geram, "Ma, kau... kau benar-benar sangat keterlaluan..."
21
n...
"Huhh, siapa yang keterlaluan? Ada budi harus dibalas, ada utang harus dibayar. Apakah kau tak mengerti dengan ungkapan ini?" Alina berkata dengan marah: "Sudahlah Hiro, kau pergi dulu. Biarkan Reva yang menyelesaikan masalah ini!"
Hiro langsung menyelinap pergi.
Nara: "Ma...
"Diam!" Alina berkata dengan marah: "Reva, masalah ini kuserahkan padamu. Kekacauan yang kau buat kau selesaikan sendiri!"
Setelah mengucapkan itu Alina menarik Reina denga paksa ke ruang dalam.
"Ma, kau sangat keterlaluan menindas orang seperti itu!" ujar Nara dengan nada protes: "Bagaimana bisa kau memperlakukan Reva seperti ini?".
"Memangnya apa yang telah kulakukan padanya?" ucap Alina dengan marah, "Lalu menurutmu bagaimana seharusnya menyelesaikan masalah ini? Kau ingin adik iparmu yang menanggung 730.000 dolar itu? Nara, apakah kau kira adik iparmu punya uang sebanyak itu?"
Nara berkata dengan marah, "Jika dia saja tidak punya lalu apakah Reva punya? Uang sebanyak itu jika tidak diselesaikan dengan baik itu akan masuk penjara!"
Alina: "Itu hal yang berbeda. Hiro melakukan bisnis di luar dan menghasilkan 200.000 hingga 300.000 dolar per tahun sedangkan Reva hanya menghasilkan 30.000 hingga 40.000 dolar setahun. Apakah kau tak bisa membedakan siapa yang lebih penting untuk dibela?"
"Mana bisa begitu?" Nara berkata dengan marah: "Siapapun yang membuat masalah maka dia harus menyelesaikannya sendiri. Mengapa malah melemparkan masalahnya kepada orang lain?" Alina: "Reva adalah menantu yang menikah kedalam keluarga kita. Dia makan dan tinggal disini dengan gratis jadi dia harus membantu menanggung masalah keluarga kita.”
Nara berkata dengan sangat kesal: "Kau ... peraturan macam apa ini? Benar-benar tak masuk. akal sama sekali..."
Alina: "Ini adalah prinsip menjadi manusia. Dia adalah menantu yang menikah masuk kedalam keluarga kita. Dia tidak memiliki apa-apa untuk dikontribusikan kepada keluarga kita. Lalu disaat darurat juga tak bisa diandalkan. Kalau begitu untuk apa aku merawat dan menjaganya?"
"Bahkan anjingpun tahu membalas budi!
“Bagaimana kau bisa berbicara seperti ini?" Nara berkata kesal: “Aku tidak peduli, masalah ini tidak ada hubungannya dengan Reva, aku tidak akan membiarkanmu membuat Reva” menanggung masalah ini!” Nara baru saja hendak membuka pintu tetapi Alina tiba-tiba mendorong jendela dan berkata dengan marah, "Jika kau ingin pergi maka aku akan melompat dari sini. Kau lebih membela ibumu atau si bodoh itu kau pilih sendiri!"
Nara tampak sangat ketakutan sehingga dia menarik tangannya dan menangis: "Ma, kenapa... kenapa kau seperti ini..."
Axel yang sedang berada di luar ruangan juga menyelinap masuk ke dalam kamarnya !
Setelah jeda waktu yang lama dan tidak terdengar lagi suara diluar kemudian mereka diam-diam membuka pintu dan mengintip. Manajer Aldi sudah pergi. Hanya uingggal Reva saja yang duduk di ruang tamu sambil minum
teh.
Nara adalah orang yang pertama keluar dan bertanya dengan khawatir, "Reva, bagaimana? Apakah kau baik-baik saja?" "Tentu saja." Reva tersenyum.
sel
"Tidak ada masalah lagi?" Alina mendekati dan berkata, "Bagaimana kau menyelesaikan masalah pakaian itu?"
Reva: "Aku menelepon Austin. Dia lupa membayarnya kemarin. Tadi dia sudah membayarnya!"
ume
"Aah?" Alina membelalakkan matanya dan dia tiba-tiba berkata dengan marah, "Kau ... mengapa kau tadi tidak menelepon lebih awal?"
"Kau tidak memintaku untuk menelepon." Reva mengangkat bahunya dan berkata: "Lagipula baju itu telah ambil oleh Hiro kemarin. Apa yang harus aku katakan saat aku menelepon Austin? Memintanya membayarkan baju ilu untuk Hiro? Kalau begitu bukankah dinamakan penipuan?"
"Kau ..." Alina terdiam dengan raut wajah cemberut.
Axel dengan cepat mendekati Reva dan berkata: "Reva, kau bisa menelepon tuan Austin? Kalau... kalau begitu bisakah kau meminta sesuatu dari tuan Austin? Misalnya meminta uang atau hal lainnya?" Alina juga menahan napas dan menatap Reva dengan gugup.
"Aku khawatir sudah tak bisa." Reva menggelengkan kepalanya: "Dalam panggilan telepon tadi, Austin berkata kita berdua sudah lunas urusannya."
Axel dan Alina terlihat begitu kecewa dan memarahi Reva: "Kau benar-benar anak tak berguna!"
"Sudahlah, tak ada lagi yang perlu dibicarakan dengan orang tak berguna ini!" Alina mengambil pakaian yang ada dilantai dan berkata: "Telepon Hiro dan minta dia datang untuk mengambil pakaian itu." Axel meneleponnya. Tapi siapa sangka Hiro tidak berani mengambil pakaian ini lagi, dia sudah benar-benar ketakutan dengan kejadian barusan.
“Lupakan saja! Hiro ini juga sama saja tak bisa diandalkan!” Ucap Axel dengan marah. Tepat ketika dia akan membanting ponselnya ada sebuah panggilan yang masuk ke ponselnya.
"Papa!" Axel tampak terkejut ketika melihat ID penelepon. Lalu dia dengan cepat mengangkat dan menjawab ponselnya: “Papa.....”
"Axel, kau benar-benar telah membesarkan seorang putri yang baik dan menantu laki-laki yang hebat!" Tommy Shu meraung: "Kalian telah mencuri obat yang baru dikembangkan perusahaan keluarga kita untuk menyembuhkan orang lain? Kalian sengaja membocorkan rahasia perusahaan maka kalian semua harus dipenjara!"
Previous Chapter
Next Chapter