Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chatper 500



Bab 500
Meskipun Arya sudah mengelilingi tempat itu beberapa kali, dia tidak melihat batang hidung Harvey sama sekali. Bahkan, Calvin
dan Maisha pun tidak terlihat.
Sepengetahuannya, Calvin hanya memiliki seorang anak perempuan. Mengapa mereka tidak hadir di
acara pernikahan putrinya sendiri?
Di sana hanya ada Antono yang terlihat sangat tua dan suram, tidak ada sedikit pun kebahagiaan di
wajahnya.
Dia merasa lelah setelah berkeliling beberapa kali. Ketika ingin istirahat sejenak, tiba–tiba dia
mendengar suara seorang wanita dari tempat istirahat di sebelahnya.
Menurutmu, Selena bakal datang, nggak?
Perkataan tentang Selena langsung menarik perhatiannya. Dia melihat seorang wanita yang
mengenakan gaun pengantin duduk di kursi roda, persis seperti perempuan yang ada di foto besar di
pintu masuk.
Apakah wanita itu adalah orang yang akan dinikahi oleh Harvey?
Arya merasa terkejut saat melihat bahwa calon pengantin wanita tersebut duduk kursi roda.

Awalnya, dia memiliki prasangka buruk tentang adanya ‘orang ketiga‘ di pernikahan anaknya, tetapi
kemarahannya sedikit berkurang setelah melihat Agatha yang cacat fisik. Mungkin situasinya tidak seperti yang dia pikirkan.
Apakah ada kesalahpahaman?
Arya tidak akan mengganggu wanita itu. Dia akan menunggu sampai Harvey muncul dan meminta
penjelasan kepadanya.
Wajah Agatha terlihat pucat pasi, dan ketika mendengar nama Selena, dia sangat marah hingga menggertakkan giginya. “Mau
dia datang atau nggak, aku nggak peduli. Toh, aku bakal jadi Nyonya Irwin
yang sah mulai sekarang.”
Iya, dia cuma jadi masa lalunya saja. Alana sekarang sudah pintar, dia tidak berani terlalu banyak membicarakan Selena di
depan Agatha.
Sikap Agatha berubah setelah kedua orang tuanya meninggal. Dia memegang erat lengan kursi rodanya,
wajahnya terlihat sangat marah, “Perempuan Jalang itu masih saja menggoda Harvey setelah bercerai.
Aku nggak akan membiarkannya begitu saja.”
Kak Agatha, lagian, orang yang bakal dinikahin Harvey, ‘kan, kamu, bukan dia. Kamu sudah menang, loh. Coba lihat kondisimu
sekarang, kamu harus banyak istirahat dan berusaha cepat sembuh, biar orang tuamu yang melihat dari surga bisa merasa
tenang.
Arya baru saja ingin menegur Agatha karena kata–katanya yang tidak sopan, tetapi tidak disangka-

1/2
+15 BONUS
sangka, dia malah mendengar ucapan tersebut.
Kepalanya seketika dipenuhi dengan kata–kata ‘orang tua melihat dari surga.‘
Apa maksud ucapanmu?
Alana dan Agatha sontak berbalik dan melihat ke arah orang yang ada di belakang mereka. Arya tampak sangat sederhana,
seperti seorang pria tua yang berpendidikan.
Agatha belum pernah bertemu dengannya dan tidak tahu siapa dirinya.
Bahkan, Alana yang dulu sudah pernah melihatnya pun tidak langsung mengenalinya, hanya merasa wajahnya seperti tidak
asing. Semua itu mungkin karena berat badannya turun 30 kilogram dibandingkan dengan sebelumnya, jadi secara tidak
langsung wajahnya pun terlihat sedikit berbeda.
Melihat ada lumpur di sol sepatunya, Alana mengira dia adalah pelayan yang pernah dilihatnya beberapa kali.
Kamu siapa?
Wajah Arya terlihat sangat emosional, bahkan saat ini suaranya bergetar. “Apa yang kamu bilang tadi soal orang tuanya?”
Hei, pelayan ini datang dari mana, sih? Bisa–bisanya ngomong kayak gitu, nggak sopan! Alana menatapnya dengan tajam.
Siapa yang tidak tahu tentang penyakit parah yang diderita oleh Nyonya Maisha dan Calvin yang bunuh diri demi bisa
bersamanya?
Bisa–bisanya orang ini sengaja nanya kayak gitu di depan Agatha, itu cuma bikin Agatha semakin sedih!‘ Batin Alana.
Agatha melihat lelaki paruh baya yang tampak ramah dan kurus itu berjalan cepat mendekatinya, tetapi langkah kakinya terlihat
agak aneh, berbeda dari orang biasa.
Entah mengapa, dia merasa tidak asing saat melihat pria itu.
“Arya berdiri di depannya, wajahnya terlihat serius, Ibumu... dia kenapa?”

Ketika mendengar Maisha disebutkan, mata Agatha langsung memerah. “Apa urusannya sama kamu? Lagian, kamu datang dari
mana, sih? Kok bisa petugas keamanan membiarkanmu masuk? Sana pergi!”
Namun, Arya tetap tidak menyerah, dia menoleh ke Alana lagi. “Apa maksud dari omonganmu barusan, soal ‘ada yang melihat
dari surga‘ itu?”
Apa maksudmu? Kamu ini nggak ngerti bahasa manusia, atau emang sengaja cari masalah? Nyonya Maisha sudah meninggal
dua bulan yang lalu, buat apa kamu tanya–tanya soal hal itu?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.