Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter Bab 668



Bab 668
Ellia melihat Harvey dengan serius untuk sesaat, lalu menghela napas dan
berkata, “Kamu sungguh
mirip dia. Kekejaman kalian sama persis. Apa kamu nggak takut akan ada
kejadian nggak terduga di sepanjang jalan tadi? Kalau ada sedikit saja kejadian
nggak terduga, kita semua akan mati di dalam
mobill
“Apa Ibu berpikir aku akan membiarkan Seli dalam bahaya? Orang itu terlalu
licik. Meskipun berada di luar negeri dia tetap bisa bersembunyi dengan baik.
Setia kali aku menyelidikinya, yang kutemukan hanya orang yang dijadikan
sebagal kambing hitamnya. Selama orang itu masih hidup, Seli akan selalu
dalam bahaya. Ibu tahu? Setiap aku memejamkan mata, yang muncul di
benakku adalah kedua bayi itu. Mereka begitu kecil, tetapi sudah nggak
bernapas sejak lahir ke dunia ini. Bahkan jasad mereka nggak
tahu di mana ..."
Harvey memandang ke hamparan halaman. Ada burung kecil yang sedang
berkicau riang di atas dahan pohon tanpa menyadari di belakangnya ada ular
yang sudah bersiap untuk menerkamnya.
Tangan Harvey yang menggenggam pinggiran meja menguat. Rasa cinta pada
anaknya tidak kalah dengan Selena, dia setiap hari berharap bisa segera
bertemu anaknya.
Dia tidak menduga penantiannya yang begitu lama berakhir seperti ini. Dia
merencanakan semuanya
dengan matang, tetapi pada saat—saat terakhir, semuanya menjadi sia—sia.
Dia menelan kesedihan kehilangan anaknya sendirian. Sama sekali tidak berani
menunjukkan
kesedihannya sedikit pun di depan Selena karena takut memengaruhi suasana
hati Selena.
Namun ketika kesunyian di tengah malam tiba, dia tidak bisa terlelap, jadi terus
menonton video pendek
ketika anak itu masih di dalam perut Selena.
Saat melihat kereta baik di jalanan pun, dia akan tertegun sejenak. Dendamiya
ini akan selalu tersimpan
di hatinya sampai terbalaskan.
Hari ini, orang itu berani bertindak lagi. Harvey pun mempertimbangkan secara
matang untuk
menghadapinya.
Karena dalang itu begitu berhati—hati, orang yang dikirimnya pasti sangat elit dan
sangat waspada.
Harvey mengambil keputusan ini setelah ragu-ragu. Dia ingin memanfaatkan
kesempatan ini untuk memperdaya musuhnya, membuat musuhnya mengira
bahwa mereka sudah terjebak perangkap.
Sebenarnya Harvey sudah mempersiapkan dengan matang. Dia sengaja
mengubah rute ke Jalan Marina yang jalannya lebih lebar dan lebih sedikit
kendaraan lewat.
Begitu melihat mereka masuk mobil mungkin musuh itu sudah bersiap
merayakan kemenangannya.
Ella bertanya dengan serius, “Selanjutnya bagaimana?”
“Orang itu sangat lick, selalu berada di pusat kota karena takut dibuntuti orang,
tapi Chandra terus mengikutinya. Seharusnya sebentar lagi orang itu
tertangkap.”
Harvey memiliki firasat bahwa dia bisa mendapatkan beberapa informasi jika
orang itu tertangkap.
Orang yang terekam di video itu memiliki gerak—gerik yang sama persis dengan
orang yang sebelumnya
mendorong Harvest jatuh.
Selama bertahun—tahun Harvey menyembunyikan identitas Harvest. Agatha
bahkan tidak tahu hal ini, tetapi orang itu berhasil mengetahuinya.
Hal ini menujukan target orang itu adalah Selena dan Harvest.
Kenapa?
Ada dendam besar apa orang itu dengan Selena?
Ponsel Harvey tiba-tiba bergetar. Pesan masuk dari Chandra.
“Ibu, aku keluar sebentar,” ujar Harvey sambil bangkit dari kursinya.
Visit Novelxo.org to read full content.
Ellia melirik Harvey dengan dingin


dan berkata, “Apa pun yang kamu
lakukan, ci nt berbedd dengan hal
ih Vanyan perlakukan pasanganmu
seperti saat kamu sedang bekerja.
Tindakanmu hari ini sudah The
content is on Novelxo.org! Read
the latest chapter there!
Visit Novelxo.org to read full content.
keterlaluan. Meskipun tujuanmu agar
bisa segera menangkappelakiiya,

[5 brie
adajhariyakohal i dunia ini The
content is on Novelxo.org! Read
the latest chapter there!
Visit Novelxo.org to read full content.
yang nggak berjalan sesuai yang
direncanakan. Ketika (6) nggak!
ie
> 4

terdpgdXefadh figgak akan ada yang
The content is on Novelxo.org!
Read the latest chapter there!
bisa memprediksi akhimya.”
Harvey terdiam sejenak sebelum menjawab, “Aku mengerti.”
Setelah mengatakan itu, dia pergi dengan terburu—buru.
Kemudian, Ellia memanggil seseorang, “Bibi Eri.”
Wanita yang mengenakan pakaian pelayan muncul dan berdiri dengan hormat di
sampingnya, “Nyonya
memanggilku.”
“Awasi anak itu, ini bukan Kota Arama. Kota ini nggak seaman yang terlihat.”
“Mengerti,” jawab Eri.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.