Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter Bab 610



Bab 610

Harvey yang mendengarnya pun berkata dengan ekspresi dingin. “Ada hal
penting yang harus segera kutangani. Jika ada sesuatu, silakan sampaikan pada
asistenku.”

Namun, Prabu langsung mencegatnya begitu dia hendak melanjutkan langkah.
“Maaf, tuan, selain kasus pembunuhan, ada juga laporan bahwa perusahaan
Anda terlibat dalam kasus penggelapan pajak dan beberapa kasus lainnya. Anda
harus ikut dengan kami untuk mengikuti proses penyelidikan.”

Sepertinya ada seseorang yang senagaja menjebaknya. Harvey mulal tidak
sabar dan kembali berkata, Kalau ada yang ingin disampaikan, kalian bisa
berbicara dengan pengacara dan asistenku. Tolong

menyingkir.”

“Tuan Harvey, mohon maaf kami harus mengambil tindakan tegas kalau Anda
tetap tidak mau bekerja sama,” ucap Prabu sambil mengeluarkan borgolnya.
“Kami juga merekam semua ini dengan kamera penegakan hukum, tolong ikuti
aturan.”

“Aku bilang pergi!” teriak Harvey memberontak.

8

Dia kemudian mengangkat tangannya untuk menyerang Prabu. Namun, Prabu
tidak menghindar, dia seolah—olah menunggu waktu di mana Harvey
menunjukkan kemarahannya.

Chandra yang melihatnya pun bergegas melangkah maju menghentikan Harvey.
Dia menatap bosnya itu sambil berkata, “Tuan, kita harus mengikuti aturan. Anda
pergilah dengan mereka dulu. Serahkan urusan

yang lainnya pada saya.”

Bagaimana mungkin tiba—tiba terjadi kasus penggelapan pajak di tengah
rentetan masalah ini. Sudah jelas seseorang pasti dengan diam—diam sengaja
memanipulasi keadaaan untuk membuat semuanya

menjadi semakin kacau.

Begitu menyangkut Selena, Harvey benar—benar tidak bisa mengendalikan
emosinya. Namun, keadaan akan menjadi semakin rumit kalau dia sampai
dituduh melakukan penyerangan terhadap petugas polisi.

Harvey akhirnya kembali tenang setelah mendengar ucapan Chandra. Untuk
saat ini, dia benar-benar

tidak bisa lengah.

“Oke, aku serahkan semuanya padamu,” ucapnya.

Chandra pun mengiyakannya dan meminta Harvey untuk tidak khawatir.
Namun, Prabu yang mendengar percakapan mereka tiba—tiba menghadang
Chandra dan berkata, “Maaf,

Pak Chandra, Anda juga harus ikut kami untuk menjalani proses penyelidikan.
Selain masalah pajak, ada

juga laporan bahwa perusahaan Anda melakukan pembukuan palsu dan terlibat
dalam kegiatan llegal

lainnya.”

Mata Harvey membesar, dia tidak bisa menahan amarahnya lagi dan kemudian
mengulurkan tangannya untuk mencengkeram kerah baju Prabu sambil berkata,
“Apa kamu kira aku tidak mengenalmu? Jangan bermain-main dengan
kekuasaanmu di sini!”

Mata keduanya bertemu, mereka seolah membakar satu sama lain lewat tatapan
mata.

“Saya kira tuan adalah orang yang pelupa. Siapa sangka, Anda ternyata
mengingat semuanya dengan cukup baik. Bukankah saya pernah bilang kalau
sebaiknya Anda tidak Jatuh ke tangan saya?” balas

Prabu sarkas.

“Tuan!” cegah Chandra setengah terbatuk, dia takut seseorang akan menjebak
mereka lagi kalau sampai

terjadi perkelahian.

Harvey pun melirik ke arah kamera pengawas yang merekamnya, terlihat jelas
mereka sudah menanti-

nanti reaksinya.

Meskipun suasana hatinya sedang buruk, dia berpikir Selena seharusnya baik—
baik saja mengingat ada.

pengawal yang terus menjaganya.

Dia akhirnya menahan emosinya dan berkata, “Pimpin jalannya.”

Petugas kepolisian pun mempersilakannya.

Di sisi lain, Selena dan Benita tiba di mal. Meskipun gaji tahunan Benita bisa
dibilang cukup besar, tetapi dia biasanya menghemat uangnya untuk menghidupi
keluarganya dan tidak mau menghabiskannya

untuk berpergian ke tempat seperti ini.

“Nyonya, saya sudah bilang tidak usah, barang-barang di sini sangatlah mahal.
Lebih baik beli online saja, itu jauh lebih praktis dan harganya juga relatif lebih
murah,” ucap Bénita..

Selena pun menjawabnya. “Benita, jangan menolak. Aku tulus ingin
membelikanmu sesuatu, anggap

saja sebagai hadiah tahun baru yang kuberikan padamu.”

“Bagaimana bisa begitu?” ucap Benita berusaha menolak lagi.

Jangan sungkan. Ngomong-ngomong, bukankah kamu baru saja memiliki cucu
laki-laki? Aku belum

memiliki kesempatan untuk menengoknya. Jadi, aku bisa membelikan hadiah
untuknya, kan?” tanya

Selena yang berupaya terus mencari alasa.

Benita pun dengan gembira menjawabnya. “Kalau begitu, saya harus berterima
kasih pada nyonya atas

nama si kecil”

Mereka pun pergi ke area perlengkapah bayi.

Visit Novelxo.org to read full content.

Dalam sekilas pandang. Selena

melihat deretan pakaian bayi

berwarna merah muda. Dia pun

tanpa sadar mengelus perut kecilnya
yang rata. The content is on
Novelxo.org! Read the latest

chapter there!

“Nyonya baik-baik saja?” tanya Benita yang menyadarinya.

Selena pun tersadar, “Tidak apa—apa. Pergilah memilih, aku akan
membayarnya.”

“Kalau begitu saya tidak akan sungkan-sungkan,” balas Benita.

Visit Novelxo.org to read full content.

Dia kemudian memasuki area

pakaian dengan gembira. Di sisi lain,
Selena hanya bisa menatap sedih ke

arah pasangan suami istri yang

sedang memilih barang untuk bayi
mereka. The content is on
Novelxo.org! Read the latest

chapter there!

Dia sebenarnya juga memiliki anak.

“Oek oek ...

Selena tiba-tiba mendengar suara tangisan bayi, nalurinya sebagai seorang ibu
pun membuatnya menoleh dan mencari asal suara itu.

Dari kejauhan, terlihat seorang pria berjaket tebal dan mengenakan masker
sedang mendorong kereta

bayi ganda.

Visit Novelxo.org to read full content.

Dia menggendong bayi yang

menangis dengan sabar. Meskipun
tubuhnya tampak begitu tinggi, tetapi

dia terlihat terampil dalam mengasuh
bayi. 3 The content is on

Novelxo.org! Read the latest

chapter there!

Namun, tanpa disangka, begitu dia menggendongnya seorang bayi, bayi yang
lain malah bergantian

menangis.

Selena pun tanpa sadar berjalan ke arah mereka.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.