Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter Bab 580



Bab 580

Saat pagi hari tiba, Selena terbangun di bawah sinar matahari yang terang dan
menyilaukan.

Dia perlahan membuka matanya, tatapanya terlihat polos dan jernih, seperti
seorang seorang anak kecil.

Awalnya, dia merasa sedikit bingung, matanya yang besar berkedip—kedip,
terlihat sangat imut.

“Gimana, tidurmu nyenyak?”

Pandangannya bertemu dengan pria yang sedang tersenyum lembut di
sampingnya. Sebuah kalimat

terlintas di benaknya, “Orang asing ini kayak permata, nggak ada tandingannya
di dunia ini!”

Meskipun terdengar sangat klise, tetapi dia masih merasa kalimat itu cocok
dengan Harvey.

Melihat pria itu dari jarak yang sangat dekat, membuatnya merasa seperti
ditampar oleh pesonal ketampanan yang luar biasa. Di pandang dari sudut mana
pun, fitur wajahnya terlihat sangat sempurna.

tidak ada cela sedikit pun.

2

Ketika wajahnya datar, pria itu tampak dingin dan angkuh, tetapi ketika
tersenyum, seluruh aura dan penampilannya seketika berubah menjadi lebih
menawan.

Selena tertegun. “Ya, lumayan.”

Sebelumnya, beberapa hal kerap mengusiknya, sehingga membuatnya sulit
tidur. Selama delapan dari sepuluh malam, dia mengalami insomnia. Bahkan,
ketika sudah bisa tidur pun, dia masih sering

bermimpi.

Namun semalam, dia akhirnya bisa bermimpi indah hingga pagi hari.

“Bagus, selamat pagi, sayang.”

Harvey memiringkan kepala dan mengecup keningnya dengan lembut, kemudiar
pria itu beranjak dari tempat tidur dan bersiap—siap.

Selena meraba keningnya sembari menggelengkan kepalanya, merasa bodoh.
Padahal hanya dikecup sekali, tetapi jantungnya langsung berdegap tak karuan.
Daya tarik pria itu memang luar biasa.

Segera, sebuah pikiran terlintas di benaknya, Jangan bodoh, Selena! Kamu ini
nggak tahu apa yang dia sembunyiin di balik wajah gantengnya itu, senyumnya
cuma buat bikin kamu bingung doang!”

+15 BONUS

Ketika Harvey sudah selesai membasuh wajahnya dan keluar dari kamar mandi,
dia melihat ada seseorang berwajah imut terduduk dengan lesu, entah apa yang
sedang dipikirkannya.

Kedua tangannya bertumpu di atas tempat tidur, aroma segar dari sabun yang
digunakannya langsung menyapa hidung wanita di hadapannya itu.

“Kamu lagi mikirin apa? Hmm?”

Meskipun tidak sengaja mengubah nada suaranya, pria itu terdengar sangat
memikat!

Satu kata “hmm itu saja sudah berhasil membuat hatinya bergetar, seolah—olah
ada bulu yang

menggelitiknya.

“Nggak, aku nggak mikirin apa—apa. Aku mau cuci muka dulu.”

Suara tawa pelan pria itu terdengar di belakangnya, membuatnya berlari
semakin cepat.

Dia kemudian menceritakan kejadian pagi ini ke media sosialnya.

“Tapi dia manggil aku “istriku’, gitu! Aduh, dia ganteng banget, wajahnya sesuai
sama tipeku.”

“Orang ini kayaknya lagi kasmaran, harus diingetin terus, nih, biar nggak ketipu
sama suaminya.”

“Cih, orang lagi jatuh cinta itu biasanya batu banget kalo dibilangin.

“Hei sadar, coba pake otakmu yang kecil itu buat mikir jernih. Ingat, ada berapa
banyak setan berwujud manusia di dunia ini. Lagian, wajar banget, “kan, ngasih
umpan waktu nangkep ikan? Hal-hal

sesederhana itu bisa bikin kamu bingung? Kasihan.”

Selena benar-benar berpikir keras untuk beberapa saat, tetapi tidak ada
kemajuan sama sekali.

Tadi itu hanya sebuah kecupan. Bahkan, hubungan satu malam pun sudah Jadi
hal biasa di masyarakat. Lagi pula, mereka sudah punya anak bersama, tidak
ada yang perlu dihebohkan!

Toh, lambat-laun akan ketahuan juga apa yang sebenarnya dia inginkan.
Kemarin malam, Harvey bilang akan mengajaknya pergi jalan—jalan dan
menonton film hari ini, jadi Selena saat ini sedang sibuk memilih gaun dan
mantel di lemari.

Gaun yang pas di badannya itu sangat bagus untuk menonjolkan lekukan
pinggangnya. Namun, satu- satunya masalah adalah ritsletingnya sulit ditarik.
Karena tangan kanannya tidak terlalu lincah, rambutnya jadi tersangkut di
ritsleting. Dia berusaha keras melepaskannya, tetapi entah mengapa, rambutnya
malah makin kusut.

Selena hampir saja mengumpat dan berkata kasar.

“Sini, kubantu.”

Sebuah suara lembut terdengar, Selena buru-buru berkata, “Nggak, nggak
usah.”

Visit Novelxo.org to read full content.

Gerakan pria itu tidak selembut

suaranya, dia mendekat dengan

cepat dan menekan tubuhnya,
membuatnya secara refleks

bertumpu pada lemari pakaian. The
content is on Novelxo.org! Read

the latest chapter there!

*Jangan gerak—gerak dulu, aku mau nyoba lepasin rambutmu, tapi kayaknya
bakal agak sakit.

Jarak di antara mereka berdua sangat dekat, napas pria itu berhembus di
telinganya saat berbicara.

“Mmm, cepatlah,” desaknya dengan tidak sabar,

Visit Novelxo.org to read full content.

Jari—jari Harvey sesekali menyentuh
kulitnya, bergerak dengan cepat,
seolah—olah sedang menggoda The
content is on Novelxo.org! Read

the latest chapter there!

hatinya.

Visit Novelxo.org to read full content.

Ruang ganti memang tidak seluas
ruangan lainnya, dan pemanas yang

ada di dalamnya berhasil membuat
membuat wajahnya makin memerah.
The content is on Novelxo.org!

Read the latest chapter there!

“Selesai

Mendengar kata—kata itu, Selena langsung mengembuskan napas lega dan
bersiap untuk menjauh.

Namun, secara tidak terduga, pria itu tiba—tiba merangkul pinggangnya dan
mendekat tanpa suara.

Seliit


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.