Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter Bab 285



Bab 285
Melihat ada kilauan di mata Harvey, Chandra terus memanfaatkan kesempatan. “Tuan benar! Kalau nggak, dengan sifat nyonya
yang baik hati dan tidak pendendam itu, mana mungkin dia memintamu untuk melakukan balas dendam?”
Harvey jadi merasa diingatkan dengan perkataan Chandra. Dia mengerutkan keningnya dan teringat kalau Selena seringkali
terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak jadi.
“Selena nggak hanya ingin aku benar–benar mencari tahu tentang Poison Bug, tetapi juga tentang Arya dan adik perempuanku.”
Harvey teringat saat tiba–tiba Selena datang ke Grup Irwin sebelum ada masalah ini. Waktu itu dia pasti sudah menyadari
sesuatu.
Sama seperti kamera–kamera yang dipasang di dalam kantornya. Terlihat jelas kalau ada orang yang sudah mengirim mata–
mata di sekitar Harvey.
Sayangnya, hal ini berkaitan dengan kelemahannya. Harvey tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhnya, termasuk
Selena.
Itu sebabnya Selena nekat pergi sendirian untuk mencari kebenaran.
“Tuan Harvey, apakah kita perlu menyelidiki ulang masalah Nona?” Chandra berbisik pelan.
Harvey melihat bintang–bintang yang bersinar redup di balik awan yang ada di atas langit. Kebenaran
pasti selalu ada, hanya saja sengaja disembunyikan oleh orang lain.

“Selidiki! Cari tahu dengan benar dan detail!”
Harvey sudah mantap. Jika memang ada yang aneh dengan kematian adik perempuannya, dia tidak
akan membiarkan dalang di balik semua ini berkeliaran bebas!
Harvey mengorek kembali luka lama yang sudah tertutup.
“Kali ini, kita akan pakai cara yang berbeda untuk menyelidikinya!”
Alex terkejut. “Bagaimana caranya?”
“Semua bukti yang kita temukan sebelumnya, seolah–olah seperti ada orang yang sengaja menyiapkannya untuk kita dan
membuat kita mendatanginya. Kali ini, aku menyuruhmu untuk menyelidiki semuanya dari sudut pandang Keluarga Bennet!”
Chandra memperhatikan wajah Harvey yang menunduk. “Baik, aku paham.”
“Kalau Seli masih hidup, kira–kira ada di mana dia?”
“Bukan cuma kita saja yang mencarinya, Poison Bug juga pasti sedang mencarinya. Nyonya pasti
bersembunyi di tempat yang ngoak terduga.”
Namun, di manakah tempat ini?
Alex teringat akan sesuatu dan mengingatkan Harvey dengan suara pelan. “Tuan Harvey, Nyonya Maisha didiagnosis menderita
leukemia dua hari yang lalu. Saat ini keadaannya ngoak terlalu baik. Apakah Anda ingin pergi menjenguknya?”
“Leukemia?” Harvey tertawa sinis. “Tuhan memang nggak pernah tidur.

Wanita itu sama sekali tidak pantas menjadi seorang ibu.
Alex menarik–narik bibirnya. “Ehem, Tuan Harvey, mau bagaimanapun juga, Anda masih harus menjenguknya. Keluarga Wilson
juga menunggu penjelasan dari Tuan.”
Beberapa hari ini Harvey hanya fokus pada keinginannya untuk menyelamatkan Selena. Sepertinya Harvey memang harus
mengunjungi Keluarga Wilson karena Antono sudah marah besar.
“Nanti saja, ganti perban dulu.”
Chandra senang, akhirnya Harvey setuju untuk mengganti perbannya.
Luka di dada Harvey diperban saat dia pingsan. Akhir–akhir ini dia juga tidak mengüinkan ada orang yang mendekatinya, entah
bagaimana keadaan luka itu sekarang.
Harvey bisa dengan sukarela mau diobati adalah hal yang sangat luar biasa.
Luka yang dialami Harvey tidak memburuk karena tidak terkena air sama sekali. Keadaan fisiknya juga sangat baik. Hanya
dalam waktu beberapa hari, sudah terlihat daging berwarna merah muda yang baru
tumbuh.
Harvey melihat luka yang mulai membaik itu sambil tersenyum dingin penuh dendam.
Chandra yang berdiri di belakang Harvey bisa melihat ekspresi di wajahnya dengan jelas. Hal ini
membuat Chandra terkejut dan merasa takut.
Harvey terlihat seperti setan jahat yang muncul dari neraka.
“Chandra, tolong bantu aku lakukan sesuatu. Pindahkan Arya ke klinik rehabilitasi yang lainnya.”
Chandra tersadar dari lamunannya. “Baik.”
Harvey tidak hanya mau diobati, tetapi dia juga mau makan. Sayangnya, belum sempat dia menyelesaikan makannya, dia
mendapatkan sebuah kabar. “Tuan Harvey, celaka! Tuan Arya diculik!”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.