Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter Bab 131



Bab 131
Angin laut bertiup kencang, si kecil bersembunyi dari angin di pelukannya dan serpihan salju berputar–putar di sekitar mereka.
Selena menunjuk ke laut yang jauh di depannya, “Bayi Bibi hilang di area laut ini. Dia tidak seberuntung kamu. Dia kehilangan
napas begitu keluar dari perut Bibi dan
dia belum pernah melihat matahari dunia ini.”
“Nak, apakah menurutmu dia akan merasa sangat dingin di dasar laut sendirian? Apakah kamu mau pergi menemaninya?
Mungkin saat pertama kali masuk air akan
terasa dingin. Air akan segera menyebar ke paru–parumu, kamu akan merasa paru-
parumu hampir meledak, terasa sangat sakit dan tidak nyaman. Kamu ingin
meminta pertolongan, tetapi tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Perlahan
kamu akan kehilangan kesadaran dan terjebak dalam kegelapan ....”
“Akhirnya, kamu akan menghilang untuk selamanya dari dunia ini, meninggalkan
bekas luka yang sulit dihapus seumur hidupnya. Kamu adalah putra kesayangannya
dan dia akan sedih jika kehilangan dirimu.”
Selena mencubit pipinya dan tersenyum, “Ini tidak sama seperti anakku. Semuanya adalah tragedi sejak awal mengandung
hingga melahirkannya.”

Dia menggandeng tangan anak itu dan berjalan menuju tepi kapal, “Harvest, lihatlah, salju malam ini sama dahsyatnya dengan
tahun lalu. Kamu pasti sangat kedinginan di bawah air sendirian. Jangan khawatir, Ibu membawakanmu seorang teman.”
Laut yang tak berujung bagaikan monster yang membuka mulut besar dan meraung dengan ganas, seakan hendak menelan
segalanya.
Selena dengan lembut tersenyum pada Harvest, “Maaf ya sayang, Bibi berhutang padamu. Di kehidupan selanjutnya, aku akan
membalas budi padamu.”
Begitu Jena selesai mengambil kue dan berbalik, bayi itu tidak lagi ada di sampingnya.
Karena anak–anak biasanya bisa berjalan, mereka memang sering kabur. Namun, untungnya tuan muda kecil itu tidak bisa
pergi jauh dengan tangan dan kaki
kecilnya.
Dia mengejar keluar sambil membawa kue dan berteriak, “Tuan Muda Kecil, kamu bersembunyi di mana lagi?”
Melihat lorong yang kosong, Jena merasa takut saat ini.
Dia hanya mengambil kue sebentar, Bagaimana bisa seorang anak kecil yang baru belajar berjalan bisa menghilang di koridor
yang begitu panjang? Dia melihat pagar dan Tuan Muda Kecil seharusnya tidak akan jatuh dari situ.
Namun, begitu kepanikan melanda, Jena segera memikirkan hal lain. Dia melempar kuenya dan lari terburu–buru ke depan
kapal.
Dia segera menemui Harvey dan berkata, “Tuan Harvey, Tuan Muda Kecil hilang!” Agatha menampar wajah Jena dan berseru,
“Aku menyuruhmu membawa anakku untuk tidur, seorang anak kecil saja kamu enggak bisa menjaganya! Kalau sesuatu terjadi

pada putraku, kamu akan kujadikan makanan ikan!”
Harvey menatapnya dengan sinis, lalu memalingkan kepalanya ke arah Chandra, ” Periksa kamera pengawasan, temukan día.”
Jena sudah sangat ketakutan hingga tak bisa mengatakan apa pun lagi. “Aku hanya pergi mengambil kue dan Tuan Muda Kecil
menghilang. Apakah dia jatuh ke laut?”
“Enggak mungkin.” Harvey menyangkal, “Tubuhnya tidak bisa keluar dan dia tidak setinggi itu, kecuali ada campur tangan orang
lain.”
Orang lain?
Siapa yang berani menyentuh anaknya di kapal ini? Kecuali ...
Wajah Selena melintas dalam pikirannya.
Itu tidak mungkin. Selena sangat menyukai Harvest hingga mustahil baginya untuk melakukan sesuatu pada anaknya.
Harvey telah menghilang dari geladak.
Semua orang di kapal panik. Kapal pesiar itu sangat besar dan anak itu begitu kecil. Apabila dia benar–benar jatuh dari atas
kapal, dia bahkan tidak akan bisa berteriak
2/3
minta tolong.
+15 BONUS
Harvey langsung berlari ke lantai atas. Selena mengalami kecelakaan itu di sana
tahun lalu. Apakah dia membawa putranya ke sana?
Dia berlari dengan segenap tenaga, salju berputar dengan ganas di sekitar dan
mengaburkan pandangannya..


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.