Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter 479



Bab 479
Ekspresi bingung Arya langsung berubah kaget. Namun, dia lekas menunjukkan ekspresi bahagia.
“B–benarkah?”
Arya langsung lega. Awalnya, dia pikir masalah Selena dan Harvey sudah di tahap puncak dan tidak bisa diselesaikan lagi.
Namun, tampaknya dia berpikir terlalu jauh. Sekarang, mereka punya anak, tentu ini adalah hal baik.
“Apa aku bisa membohongimu? Usianya sudah sebulan lebih, mereka kembar.”
Arya terlonjak senang. “Wah, bagus sekali.”
Sebelumnya, Selena pernah keguguran saat dirawat di rumah sakit pasca kecelakaan. Meski selalu berusaha tersenyum setiap
kali menemuinya, tubuh Selena makin kurus sejak kejadian itu. Bagaimana mungkin Arya tidak peduli?
Kini, Arya bisa lega setelah tahu mereka akan punya anak sebagai pengikat hubungan.
“Lalu, apa yang sebenarnya terjadi di antara kamu dan Harvey? Kenapa dia nggak menemuimu setelah kalian punya anak?”
Selena kembali menahan diri, tetap saja tidak bisa mengatakan yang sebenarnya.
Bagaimanapun juga, keluarga Bennett sudah bangkrut dan Arya pun belum pulih sepenuhnya. Menceritakan masalah ini hanya
akan membuat sang ayah membenci Harvey dan merasa sedih setiap hari.
“Harvey punya identitas khusus dan sedang menghadapi beberapa masalah akhir- akhir ini. Dia takut kita akan ikut terancam,
jadi kita ditempatkan di sini demi keamanan. Apalagi usia kandunganku belum sampai tiga bulan. Jadi, lebih baik kita tetap hati–
hati.”

Arya bisa mengerti setelah mendengar penjelasan Selena. “Pantas saja dia
meneleponku setiap hari, tapi nggak pernah datang ke sini. Selena, beri tahu Ayah, bagaimana sikapmu pada Harvey?”
+15 BONUS
Selena mengusap perut seraya mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan
hatinya, “Meski kami pernah berselisih, dirinya tetap ayah dari anak–anakku.”
“Benar. Kalian masih muda, mana ada anak muda yang nggak bertengkar? Jangan
terlalu banyak berpikir, fokus saja pada kandunganmu. Kamu harus menjaganya
dengan baik kali ini. Semua akan baik–baik saja setelah kalian punya anak.
Hadirnya anak jadi pengikat bagi pasangan suami istri. Dengan adanya anak, kalian akan menjadi sebuah keluarga yang
lengkap. Beberapa tahun ke depan, ketika mengenang kembali masalah yang sudah lalu, kalian akan merasakan betapa
naifnya kalian sekarang.”
Selena mengulangi kata–katanya, “Apakah anak adalah pengikat pernikahan?”
“Ya, banyak anak muda saat ini yang nggak menghargai pernikahan dan mudah

sekali bercerai. Anak–anak yang menjadi korban tak berdosa dalam hal ini. Memangnya hidup kita akan lebih baik kalau
menikah lagi dengan orang lain?
Jawabannya ‘kan nggak, masalah baru akan tetap berdatangan.”
Selena mengangkat kepala, menatap mata hangat Arya. “Ayah, jika pernikahan itu memang nggak layak dipertahankan, misal
karena adanya kekerasan dalam rumah
tangga, perselingkuhan, ataupun penjudi, apa kita harus tetap mempertahankannya
seumur hidup?”
“Bukan begitu. Masalah yang Ayah bicarakan bisa diselesaikan jika keduanya mau
saling berubah dan menjadi lebih baik untuk menjalani pernikahan mereka
bersama. Tapi, untuk situasi yang kamu sebutkan, masalah nggak bisa diselesaikan
kalau keduanya tetap bersama. Ibarat dua orang yang terikat tali, satu orang menyiksa, sedangkan satu lainnya tersiksa hingga
terluka parah. Dalam kondisi
seperti itu, tentu Ayah lebih berharap mereka berpisah dan mencari kebahagiaan
masing–masing,” jelas Arya.
Tatapan Arya memancarkan kekuatan yang menghangatkan jiwa. “Selena, Ayah
nggak bermaksud untuk menyuruhmu memilih. Ayah hanya ingin memastikan agar

kamu nggak menyesali pilihamu di kemudian hari. Hidup ini panjang, akhirnya
kamu harus hidup untuk dirimu sendiri.”
“Ayah, gimana denganmu dan Ibu? Apa kamu pernah menyalahkannya?” Selena punya banyak pertanyaan tentang mereka
berdua.
+15 BONUS
Tatapan Arya masih sama hangatnya, suaranya tetap tenang saat membahas
tentang Maisha. “Nggak. Cinta itu seperti soal pilihan ganda dan pilihannya bukan Ayah. Jadi, kenapa Ayah harus
menyalahkannya? Cinta adalah tentang menerima dan memahami, bukan menyakiti. Meski nggak bisa memilikinya, Ayah
senang mengetahui dia lebih bahagia bersama orang lain daripada bersama Ayah.”
Arya dan Harvey seperti dua kutub yang berlawanan. Keduanya memliki cara yang berbeda dalam memperlakukan orang yang
mereka cintai. Selena tak bisa menahan diri untuk bertanya, “Lalu, apa yang Ayah dapatkan?”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.