Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter 440



Bab 440
Jika perkataan itu terucap dari mulut Olga, mungkin bisa dianggap omong kosong.
Namun, perkataan itu berasal dari mulut Selena.
Selena terlihat anggun dan bermartabat seperti bangsawan, berbeda dari Olga yang hanya bermulut
besar.
Olga diam–diam mengangguk pada Selena, mengisyaratkan untuk memberikan kesan yang baik di
hadapan bosnya.
“Nona Selena sungguh sopan, aku sudah dengar tentangmu dari Olga. Memang benar memastikan langsung lebih baik
daripada dengar kabar angin. Nona Selena bersikap lembut, sulit dipercaya mau berteman sama wanita kasar seperti Olga.”
Olga terbelalak, kalau mau memuji tidak perlu merendahkan orang lain juga bukan?
Bos Olga menghampiri Selena, lalu mengulurkan tangan. “Namaku Shane Harrison, senang bertemu denganmu.”
Selena sedikit tersipu sambil melihat tangan kanannya. “Maafkan tangan saya, Pak Shane.”
Shane menatap tangan kanan Selena dengan heran.
Tak disangka wanita menawan ini memiliki masalah pada tangan kanannya. Dia segera mengulurkan tangan kiri dan berjabat
tangan dengan Selena.

Selena juga tidak minder, matanya yang indah menatap tajam Shane. “Olga orang yang gigih, rajin, dan
disiplin. Nggak ada salahnya kalau Pak Shane mau mempekerjakannya lagi.”
“Kalau kamu bilang seperti itu, aku tidak bisa membantah, ‘kan?” batin Shane.
Shane hanya bisa mengangguk. “Olga memang asisten yang sabar dan bertanggung jawab.”
“Baiklah, Olga, aku nggak ganggu lagi. Silakan kalau mau bicara sama. Pak Shane. Aku pergi dulu, ya.”
Olga menatap Selena dengan cemas. “Hati–hati di jalan.”
“Ya, kamu nggak usah mengantarku.”
Selena mengangguk pada Shane. “Saya permisi.”
“Hati–hati, Nona Selena.‘
Olga membelalakkan mata karena terkejut. Jarang sekali melihat bosnya bersikap sopan.
“Temanku cantik, ‘kan?” ucapnya dengan bangga.
“Benar, lebih cantik dan lembut darimu.”
Olga terbelalak, orang ini sebenarnya datang menjenguk atau membuatnya marah.
Melihat Olga terbelalak, Shane tertawa. “Cukup, aku kenal dia, kok.”
“Hah?”

Shane berlagak misterius. “Selena sudah ada yang punya.”
Olga mencium tanda–tanda gosip, lalu menyikut lengannya. “Slapa orangnya? Apa orang yang kukenat?”
Olga mendapati vitamin B9 milik Selena yang tertinggal dan ekspresinya seketika berubah. Kemudian, dia segera mengambil
dua kotak vitamin itu.
“Bos, tunggu bentar, ya. Aku segera kembali,” ujar Olga sambil keluar secara tergesa–gesa.
Shane mengelus dagu dengan rasa penasaran.
Lalu, dia menelepon Harvey dan tidak lama suara pria kelelahan terdengar dari ujung panggilan.” Kerjaanku lagi padat, ada
perlu apa?”
“Memangnya aku nggak boleh telepon kalau nggak ada perlu? Tebak aku ketemu slapa di rumah sakit
barusan?”
“Istriku.”
Shane tertawa. “Benar banget, tapi aku penasaran. Kenapa tangan kanan wanita tercintamu terluka? Siapa yang melukainya?”
Harvey terdiam cukup lama. “Aku pelakunya.”
Senyum pada wajah Shane sirna. “Kamu gila, ya?”
“Itu kecelakaan.”
“Bagaimana mungkin kamu tega menyakitinya? Omong–omong, kamu anggap persahabatan kita apa, sih. Bisa–bisanya nggak
kasih tahu kabar bahagia.”
Harvey membelalakkan mata. “Kabar bahagia apa?”
“Masih aja pura–pura, istrimu hamil, ‘kan?”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.