Antara Dendam dan Penyesalan by Jus Alpukat

Chapter 425



Bab 425
+15 BONUS
Harvey merasa sangat bersalah, dia tahu Selena sangat membencinya, tetapi dia telah memilih jalan ini, meski pilihannya salah,
dia tidak boleh mundur.
“Seli, aku minta maaf.”
Harvey dengan yakin membawanya pergi. Selena seperti ikan di talenan, pasrah dengan nasibnya.
Harvey membawanya kembali ke Vila Mawar, tempat dia membuat taman mawar untuk menyenangkan
Selena.
Selama dua tahun Selena tidak berkunjung, taman mawar sudah tumbuh subur dengan berbagai mawar yang wanginya lembut
diterpa angin malam.
“Seli, kamu dan ayahmu bakal tinggal di sini. Aku sudah cari dokter yang terbaik buat Paman Arya, pasti paman bakal segera
pulih.”
Saat Harvey menyebutkan nama Arya, Selena langsung gelisah.
“Harvey, kamu boleh membunuhku, tapi tolong lepasin ayah. Dia baru aja bangun dari koma, aku nggak punya siapa–siapa
selain ayah!”
Harvey dengan lembut menyentuh pipinya. “Seli, aku bersumpah nggak bakal melukai kalian lagi, beri aku kesempatan buat
merawat kalian.”

Selena menepis tangan Harvey dengan tangan kirinya, emosinya tidak terkendali. “Tapi kamu adalah penyebab semua
penderitaanku!”
Muka Harvey memucat ketakutan. “Seli, jangan pergi, aku janji bakal menjagamu. Kamu Istirahatlah dulu sebentar, biar aku
menengok keadaan ayahmu.”
Selena sungguh kesal, si berengsek ini mau apa sebenarnya?
Dia khawatir, lalu pergi mengikuti Harvey. Arya dibawa kembali ke negara asalnya sebelum tahu apa yang terjadi. Sewaktu dia
melihat Harvey, matanya berbinar dan tergagap memanggil namanya. “Harvey,
Harvey.”
Butuh setengah hari untuk bisa mengucapkan kata itu dengan lancar. Harvey menghampirinya sambil tersenyum. “Ayah,
perjalanan yang berat, ya?”
“Nggak, nggak berat.”
Pandangannya berpindah antara Selena dan Harvey, ingatannya masih terhenti selama dua tahun belakangan saat Selena
sibuk di rumah sakit sendirian.
Dia mengulurkan tangannya pada Harvey. Bersamaan tatapan cemas Selena, Harvey berjongkok di samping Arya dan
meletakkan tangan Arya pada telapak tangannya.
+15 BONUS
Arya juga mengulurkan tangan pada Selena. Karena Selena tidak ingin menyinggung Arya, jadi dia juga

mendekat.
Tangan Arya sangat kurus, tubuhnya gemetaran tak terkendali. Meski begitu, dia berusaha keras
menarik tangan mereka berdua ke arahnya.
Dalam pikiran Arya, Selena masih sangat mencintai Harvey, padahal keduanya sudah lama bercerai.
Menggenggam tangan mereka saja butuh usaha yang keras. Barulah saat Harvey menempatkan
tangannya di punggung tangan Selena, Arya berkata, “Jaga dia.”
“Mulai sekarang aku pasti bakal merawat kalian sepenuh hati,” jawab Harvey.
Arya tersenyum dan mengangguk dengan senang. “Ya, ya!”
Selena hanya diam, kendati dia ingin memberi tahu Arya kebenarannya, itu pasti bukan hari ini.
Arya baru saja sadar, tubuhnya belum pulih sepenuhnya.
Selena harus menunggu Arya benar–benar pulih baru bisa bicara.
Harvey seakan ingin mengganti utang masa lalu pada keduanya. Dia sangat perhatian terhadap Arya, tidak hanya melakukan
terapi rehabilitasi secara langsung, tetapi juga dengan sabar membantunya mandi.
Awalnya Arya enggan. “Perawat, perawat.”

Namun, Harvey langsung menyanggah. “Ayah, menantu itu seperti anak sendiri, biar aku yang melakukannya. Seli, kamu
pulang dulu buat istirahat, aku yang mandikan ayah.” 2
Selena mengiakan dan tidak mengatakan apa–apa, dia tahu jika Harvey berhasil mengendalikan Arya, berarti juga
mengendalikan dirinya.
Recharge Promo: 5000 Bonus Free
X
GET IT


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.